iklan Dewi Yunita Anggraini.
Dewi Yunita Anggraini.

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI - Perjuangan Dewi Yunita Anggraini menjadi pemenang Debat Mahasiswa Indonesia sangat berat. Dimulai dari seleksi di fakultas hingga menjadi juara debat antar Mahasiswa Indonesia untuk wilayah X. Kini Dia mewakili untuk tingkat Nasional.

SAFWAN PEBRIYANGSAH

USAHA tidak akan menghianati hasil. Kata-kata itulah yang menjadi motivasi seorang mahasiswi cantik dari Universitas Jambi (Unja) yang keluar sebagai pemenang Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia 2019.

Dia adalah Dewi Yunita Anggraini, wanita kelahiran Sarolangun Bangko, 26 Juni 1998. Wanita cantik ini bersama tiga temanya berhasil keluar sebagai juara Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia 2019 yang diselenggaran oleh L2Dikti Wilayah X beberapa waktu lalu.

Keberhasilannya dalam menjuarai lomba debat itu ternyata tak terlepas dari usaha pribadinya bersama tim yang diutus oleh Universitas Jambi dalam melakukan persiapan sebelum mengikuti kompetisi itu.

Pada ajang kompetisi Debat Mahasiswa itu, Wanita asal Desa Pasar Singkut, Kecamatan Singkut, Kabupaten Sarolangun, ini didampingi tiga temannya, yakni, Juang Junianto, Huriyah Padhilah Anasti, Dewi Yunita Anggraini dan Joni Iskandar.

Dia pun bercerita awal muasalnya mengapa Dia dipercaya menjadi salah satu yang diutus Unja dalam mengikuti kompetisi debat yang amat bergensi tersebut.

Dewi mengatakan, jika awal dirinya bergabung dengan debat Unja ini mulai sejak 18 April 2018 lalu. Pada  awalnya, dirinya mengaku tidak percaya diri kalau berbicara di depan umum.

"Apalagi untuk berbicara di depan orang sebanyak ini dari berbagai Universitas, bahkan di hadapan dosen maupun Professor," kata mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/FKIP ini.

Tapi, salah satu temannya, lanjut Dewi, yang juga pernah ikut lomba ini mengatakan kepadanya kalau dirinya punya kemampuan, bakat dan publik speaking yang bagus.

"Dia juga meminta Saya untuk cari teman siapa yang bisa satu pemikiran dan bentuk tim untuk bisa ikut lomba debat antar fakukltas terlebih dahulu," bebernya.

Awalnya, Dewi mengatakan, jika Dirinya membentuk tim tiga orang yang semuanya perempuan, untuk ikut lomba debat tingkat fakultas terlebih hingga akhirnya bisa dipercaya untuk ikut debat antar Universitas dan akhirnya ke wilayah.

"Jadi kami tim debat dari seluruh fakultas itu berlomba, dan akhirnya diambil pembicara terbaik 1, 2 dan 3," jelasnya.

"Saya terpilih sebagai pembicara terbaik 1 untuk diikut sertakan mengikuti kompetisi debat antar Mahasiswa Indonesia untuk wilayah X ini, " ungkapnya.

Setelah dinyatakan lolos ke lomba debat wilayah X ini, kata Dewi, dirinya bersama tim sudah melakukan persiapan yang cukup gigih dan sebelum mengikuti kompetisi tersebut. 

"Kami sudah latihan terus seminggu tiga kali. Dua Minggu sebelum lomba, setiap malam kami selalu latihan bersama tim," ujarnya lagi.

Dalam kompetisi debat antar mahasiswa ini, dikuti oleh 14 peserta dari Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta yang berasal dari 4 provinsi, yaitu, Riau, Jambi, Sumbar, Kepulauan Riau.

"Ada 51 yang daftar, tapi karena kuotanya terbatas dari wilayah jadi yang dipilih 14 Tim dan Unja salah satunya," ungkapnya.

Untuk persiapan lomba debat, tim ini sebenarnya dibentuk oleh universitas, sebelum  dikirim ke wilayah X, Unja mengadakan seleksi di internal Perguan Tinggi terlebih dahulu.

Dalam perjalanannya, berkat usaha bersama, kekompakan tim selama melakukan persiapan, akhirnya Tim Unja berhasil sebagai Juara pertama dan akan mengikuti kompetisi debat selanjutnya tingkat Nasional yang akan digelar di Universitas Airlangga pada 15-19 Juli mendatang.

"Kami berangkat itu tidak tau apa-apa soal tema debatnya. Dan dua puluh menit sebelum tampil, baru dikasih tau apa yang akan diperdebatkan," jelasnya.

Ternyata dalam debat itu,  tidak hanya satu bidang saja yang menjadi fokus perdebatan, tapi juga seperti politik, ekonomi, pemerintahan, hiburan, pendidikan, keluarga dan sosial budaya.

"Itu ada dalam kompetisi ini, kami benar-benar tidak tau apa yang mau diperdebatkan sebelumnya. Jadi benar-benar diuji bagaiman kami mengingat kembali wawasan yang dimiliki," katanya.

Saat ditanyakan apa saja suka duka selama mengikuti kompetisi debat ini, Dewi mengatakan, jika sebagian orang bilang debat itu seperti nambah musuh atau berpikiran negatif, namun kenyataannya tidak seperti itu.

"Dengan berdebat justru kami lebih punya banyak teman dari fakultas lain, universitas lain bahkan dari provinsi lain," ungkapnya.

"Karena kami berdebat secara ilmiah, artinya hanya di atas podium saja. Setelah itu kami malah jadi teman dan relasi," tambahnya.

Selain itu, Dirinya pun mengaku jika dari lomba debat itu dirinya bisa mengunjungi berbagai daerah yang ada di Indonesia. "Dari lomba debat ini bisa menjadi kesenang tersendiri untuk Saya," bebernya. (***)


Berita Terkait



add images