iklan
(FOTO AFP)

JAMBIUPDATE.CO, BASEL – Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan kehebatan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Sudah sangat senior (Hendra bahkan baru berulang tahun ke-35 kemarin), mematahkan segala obstacle untuk menjadi juara dunia. Dalam final di St Jakobshalle, Basel, tadi malam, mereka mengalahkan pasangan Jepang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi 25-23, 9-21, 21-15.

”Kami nggak nyangka bisa melaju sejauh ini tahun ini,” ungkap Ahsan, ketika diwawancarai di court. Ketika ditanya apa yang spesial dari gelar tahun ini, Hendra menjawab cepat, ”Ya, kita bisa juara di usia yang tidak muda lagi. Itu yang paling spesial!”

Keduanya tentu sedang merendah. Datang sebagai pasangan nomor dua dunia, tidak ada yang meragukan bahwa mereka bisa mencuri gelar. Satu-satunya hal yang mengganjal adalah drawing yang menempatkan mereka di pul yang sama dengan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo. Tidak mungkin all-Indonesian final.

Namun, ternyata Marcus/Kevin sudah tumbang di babak kedua. The Daddiessebutan Ahsan/Hendrapun melaju dengan mulus. Mereka mengalahkan hampir semua lawan dengan straight game. Hanya Fajar Alfian/M. Rian Ardianto yang memaksa bapak-bapak itu bermain rubber game di semifinal.

Ini adalah gelar juara dunia ketiga bagi mantan pasangan nomor satu dunia tersebut. Sebelumnya, mereka pernah merebutnya pada 2013 dan 2015. Khusus buat Hendra, ini gelar keempat. Sebab, dia sudah pernah juara bersama Markis Kido pada 2007. Dalam sejarah bulu tangkis, tidak ada pemain putra lain yang sanggup mengulang prestasi dalam rentang 12 tahun!


Berita Terkait



add images