Isu itu menjadi besar. Gelombang penentangan pun meluas. Mereka menolak bahasa Mandarin. Mereka merasa itu bagian dari intervensi Tiongkok ke Hongkong. Itu merupakan upaya Tiongkok untuk menghapus identitas Hongkong.
Orang Hongkong sangat bangga dengan bahasanya sendiri: bahasa Kanton. Yakni bahasa yang sama yang dipergunakan di satu provinsi besar di Tiongkok: Guangdong.
Tapi isu bahasa itu reda sendiri. Setelah pemerintah menegaskan tidak pernah ada rencana seperti itu.
Rasanya juga tidak ada perlunya.
Kini semua orang Hongkong sudah bisa berbahasa Mandarin. Tanpa ada yang mewajibkan.
Sudah beda dengan 30 tahun lalu. Yang mereka enggan bicara Mandarin.
Bahkan, sebelum itu, mereka merasa terhina kalau berbahasa Mandarin. Dianggap bahasanya orang kampung. Atau bahasanya orang miskin.
Belakangan, ketika Tiongkok sudah maju, perubahan terjadi sendiri. Secara alamiah. Pembelanja dari Tiongkok membanjiri ke Hongkong. Banyak yang tidak bisa berbahasa Kanton (???).