iklan Kebakaran lahan di salah satu Kabupaten di Provinsi Jambi.
Kebakaran lahan di salah satu Kabupaten di Provinsi Jambi. (M Ridwan / Jambiupdate)

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI-Kabut asap di Provinsi Jambi turun drastis. Udara yang dalam beberapa Minggu belakangan ini berada dalam kategori tidak sehat hingga berbahaya, pun sudah mulai membaik.
Namun demikian, yang lebih penting saat ini adalah bagaimana bersama-sama memikirkan kerugian yang timbul akibat Karhutla yang sudah menyasar segala sendi kehidupan masyarakat. Kesehatan, pendidikan, pertanian, perekonomian dan bidang-bidang lainnya.

Petani, tentu yang paling merasakan langsung dampaknya. Ini diakui oleh salah seorang petani kelapa sawit di Sungai Bahar, Yuli.

Selama kemarau dan kabut asap, ia mengaku produksi kelapa sawitnya turun drastis.

‘‘Jadi kalau selama ini bisa menghasilakan 2 ton setiap kali panen, selama musim panas ini, panen turun drastis hampir 40 persen, jadi tentu pendapatan kami menurun juga,’‘ ujar Yuli.

Untuk itu, warga berharap hujan turun secara reguler diwilayah Muarojambi agar dapat membasahi tanah perkebunan sawit yang dikenal sangat membutuhkan air yang banyak.

Salah seorang Petani di Kecamatan Kumpe, yang kawasannta merupakan tempat terparah terjadinya Karhutla, Amiruddin saat dikonfirmasi, mengatakan, yang paling merasakan akibatnya memang adalah petani sawit, dimana produksi buah turun hingga 30 persen.

‘‘Memang benar turun tapi hanya sekitar 30 persen saja, belum sampai 50 persen, mungkin jika musim panas berkepanjangan selama 6 bulan lebih baru akan turun drastis produksi buah,’‘ jawab Amir.

Amir juga memebenarkan bahwa masyarakat Kumpeh yang memiliki kebun pribadi tidak banyak yang terbakar, kalaupun ada yang terbakar itu merupakan api yang menjalar dari lahan milik perusahaan.
‘‘Kebun milik masyarakat tidak banyak yang terbakar, ada kebun karet yang terbakar sedikit kemarin itu karena api dari lahan Konsesi,’‘ lanjut Amir.


Berita Terkait



add images