iklan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam acara silaturahmi dengan pimpinan media, di Kantor DPP Nasdem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2019).
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam acara silaturahmi dengan pimpinan media, di Kantor DPP Nasdem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2019). (Net)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Manuver Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh yang bertandang ke kantor DPP PKS disebut karena khawatir tidak punya posisi tawar di koalisi Joko Widodo (Jokowi).

Pengamat Politik Universitas Indonesia, Cecep Hidayat menjelaskan, di koalisi pemerintahan Jokowi, Surya Paloh merupakan inisiator penting pencapresan Jokowi saat tahun 2014 lalu.

Meski demikian, pengaruh Megawati di koalisi Jokowi sangat kuat. Bergabungnya Prabowo, kata Cecep semakin mengubah peta pengaruh di internal koalisi Jokowi.

Akibatnya, Surya Paloh bukan menjadi faksi utama di dalam pemerintahan Jokowi.

“Surya Paloh kan bukan faksi utama di koalisi Jokowi, Mega sangat kuat apalagi sekarang ditambah Prabowo. Tentu dia (Surya Paloh) gerah. Ada kekhawatiran tidak punya posisi tawar,” kata cecep, Selasa (5/11).

Dalam kabinet Indonesia Maju, Partai Nasdem menempatkan 3 kadernya, Johnny G Plate sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika, Siti Nurbaya Bakar sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Surya Paloh disebut juga kecewa karena lepasnya jatah Jaksa Agung.

Selain sowan ke DPP PKS, Partai Nasdem juga akan bertandang ke partai di luar koalisi pemerintah lainnya, yakni PAN dan Demokrat.

(sta/rmol/pojoksatu)


Sumber: www.pojoksatu.id

Berita Terkait



add images