iklan

Oleh: Estuhono

Di era abad 21 ini perkembangan informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi mengalir begitu derasnya. Nyaris tidak ada penghalang dan tabir dalam perkembangannya. Derasnya arus perkembangan teknologi dan informasi memaksa setiap orang menguasai berbagai skills produktif agar tetap eksis dan kompetitif. Pola pikir baru untuk merespons perubahan saat ini adalah dengan penguasaan Four Cs (critical thinking and problem solving, communication, collaboration, creativity and innovation skills).

Keterampilan Four Cs sebagai esensi penentu masa depan generasi mesti diintegrasi dalam sistem pembelajaran saat ini. Pembelajaran harus mampu membangkitkan motivasi aktif, melatif komunikasi efektif, dengan mengedepankan budaya kolaboratif tanpa mengesampingkan kemampuan berpikir kreatif. Pembelajaran melalui riset hadir untuk menumbuhkan berbagai skills produktif dalam menghadapi tantangan zaman yang penuh kompetitif.

Artikel ini membahas implementasi model research based learning untuk mengaktifkan keterampilan Four Cs. Paradigma pembelajaran abad 21 agaknya sudah bergeser tak lagi mendewakan kecerdasan kognitif sebagai tujuan utama, namun justru keterampilan (soft skills) dan penguasaan TIK merupakan sebuah keniscayaan. Keterampilan yang dibutuhkan generasi abad ini adalah keterampilan berpikir kritis dalam pemecahan masalah, fasih dalam berkomonikasi, terampil dalam berkolaborasi serta kreatif dan inovatif dalam menuangkan gagasan cemerlang. Empat keterampilan utama tersebut dikenal dengan istilah Four Cs (4C). Oleh sebab itu, tatanan sistem pembelajaran kita tidak boleh mandek pada aspek kognitif saja, tetapi mesti hadir untuk menjawab tuntutan skilss abad 21 saat ini.

Sejauh ini, Four Cs yang digadang-gadang sebagai bagian prinsipil penentu kesuksesan generasi abad 21 ternyata masih belum tergali secara maksimal. Hasil preliminary research Estuhono, Festiyed, & Bentri (2018) yang dilakukan di SMAN Unggul Dharmasraya dan SMAN 1 Koto Baru menunjukkan bahwa lebih dari 50% siswa belum menguasai secara baik berbagai keterampilan penting abad 21 tersebut. Pembelajaran yang terjadi masih didominasi pada aspek kognitif. Sementara itu, aspek keterampilan (Four Cs) agaknya masih belum mendapat perhatian lebih. Berdasarkan pada fenomena tersebut, maka sekarang adalah saat yang paling tepat untuk melakukan reformasi sistem pembelajaran kita. Solusi efektif yang penulis tawarkan adalah dengan implementasi model research based learning sebagai volunteer Four Cs dalam menyiapkan generasi abad 21 yang cerdas dan terampil.

The Partnership for 21st Century Skills framework, menjelaskan bahwa critical thinking and problem solving merupakan keterampilan mengkonseptualisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi. Selanjutnya, communication mengacu pada keterampilan mengartikulasikan pemikiran dan gagasan secara efektif dengan menggunakan kemampuan komunikasi lisan, tulisan, dan nonverbal sebagai tujuan dalam berbagai bentuk aktivitas. Berbeda dengan keterampilan komunikasi, collaboration menunjukkan kemampuan bekerja secara efektif dan kompak terhadap tim yang beragam. Sementara itu, creativity and innovation melibatkan berbagai teknik pembuatan ide atau gagasan baru yang bermanfaat, sehingga siswa dapat menguraikan, memperbaiki, menganalisa, mengembangkan dan mengevaluasi gagasan mereka sendiri untuk meningkatkan dan meningkatkan usaha mereka dalam berpikir kreatif.

Pencapaian berbagai skills kehidupan tersebut mustahil akan terwujud tanpa didukung implementasi model pembelajaran yang efektif. Model research based learning hadir untuk menjawab semua tuntutan keterampilan abad 21 dengan berbagai keunggulannya. Widayati dkk (2010) menyatakan bahwa karakteristik utama model research based learning adalah konstruktivistik, mengembangkan prior knowledge, pola interaksi sosial, dan pembelajaran bermakna. Selain itu, model tersebut merupakan bentuk reformasi pembelajaran untuk mengembangkan berbagai keterampilan abad 21 seperti: critical thinking dan problem solving, effective communicators and team members, social responsibility, work ethic, innovative with critical judgement (Sota & Peltzer, 2017). Implementasi model research based learning juga mendorong siswa untuk terlibat aktif melalui learning by doing dalam setiap pembelajarannya.


Berita Terkait



add images