iklan ILUSTRASI.
ILUSTRASI. (FOTO: PALOPO POS)

JAMBIUPDATE.CO -- Banjir bandang disertai lumpur bercampur pasir dengan ketinggian 2 hingga 4 meter mengakibatkan puluhan rumah warga dan fasilitas umum mengalami kerusakan parah.

Banyak dugaan, bencana alam yang terjadi di Luwu Utara disebabkan penebangan kayu di hulu sungai.

Kendati demikian, saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Kehutanan Sulsel, Andi Parenreng menampik isu tersebut.

Ia mengaku pihaknya tidak mendapat laporan terkait adanya indikasi penebangan kayu.

"Berdasarkan data yang ada melalui peta lokasi, tidak ada aktivitas penebangan dan perusakan hutan," ucapnya, saat dikonfirmasi fajar.co.id

Ia membeberkan, Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (UPT KPHP) Luwu Utara dan Luwu Timur telah melakukan penjagaan ketat di kawasan hutan lindung.

Sejak bencana alam tersebut, ia mengaku pihaknya telah membangun posko kehutanan di sekitar area Sungai Radda.

"Kalau ada penebangan, berarti tidak ada akar pohon yang hanyut, hanya batang-batang pohon. Tetapi yang banyak kelihatan, justru akar-akar pohon," ungkapnya.

Sebelumnya diketahui, banjir bandang dan lumpur yang terjadi di Luwu Utara dan Masamba disebabkan karena curah hujan yang tinggi dan meluapnya debit air Sungai Radda dan Sungai Masamba. (anti/fajar)


Sumber: www.fajar.co.id

Berita Terkait



add images