Oleh: Dahlan Iskan
NICKY Yusnanda adalah relawan VakNus yang paling horeee. Lulusan akuntansi STIE Perbanas Surabaya itu langsung mem-posting hasil lab itu di Instagram-nyi: @nickyusnanda.
Hasil lab itu saya sertakan juga di sini. Agar bisa dipelototi ramai-ramai.
“Kok saya cek di IG Anda tidak ada ya?” tanya saya.
“Waktu itu saya posting di Instagram story yang bukan feed. Jadi hanya muncul 24 jam,” ujar Nicky. “Feed biasanya saya pakai untuk posting foto saja,” katanyi.
Dia mendapat beberapa komentar: dari teman seangkatan di Perbanas. Juga dari teman SMA Muhammadiyah 2 Surabaya. Dan dari keluarganyi di Bandung.
Keluarga Sundanyi itu menanyakan soal efek samping. “Ya saya jawab tidak ada sama sekali,” kata Nicky.
Kegembiraan itu juga dia sertakan lewat satu kalimat di IG tadi: yeayyy gak sia-sia ke Jakarta 5 kali.
Nicky memang masih muda. Masih jomblo: 27 tahun. Pembawaannya lincah. Kerjanya gesit. Kalau senam termasuk yang paling hot.
Maka saya sertakan juga di sini hasil lab relawan yang umurnya 46 tahun: Ho Nisa Hardjo (Ho Tjien Giok). Sudah menikah, sejak umur 23 tahun. Asli Surabaya. Anaknyi tiga orang. Dulu pegawai pabrik emas –ketemu calon suami sesama karyawan di HWT itu.
Setelah sang suami terkena pengurangan karyawan, Nisa jualan kue. Bikinan sendiri. Juga jualan baju. Kini suaminyi jadi distributor tinta.
“Saya bangga dengan hasil lab VakNus ini. Langsung saya posting di grup WA keluarga,” ujar Nisa.
Di grup senam kami namanyi diganti: Nisa Kocak. Bicaranya spontan dan lucu. Setiap menjalani program VakNus ke Jakarta Nisa jadi bintang di perjalanan.
Yang ini relawan yang lebih senior lagi: Tatik Suparwati. Umur 59 tahun. Yang jadi relawan bersama suaminyi: Joko Slamet Sunarto. Kini umur Joko 67 tahun. Pengusaha real estate.
Coba lihat hasil lab Bu Joko itu: antibodinyi 400. Proteksinyi: 94. Bandingkan dengan hasil lab suaminyi: antibodi 200, proteksi 48.
Itu karena Bu Joko pernah terkena Covid-19. Dialah satu-satunya relawan dari kami yang berstatus penyintas Covid.
Sebelum menjalani pemeriksaan pertama, Bu Joko sudah menjelaskan ke tim RSPAD Gatot Subroto. Bahwa dirinyi pernah terkena Covid. Lalu tim bertanya: sudah berapa lama dinyatakan sembuh. “Sudah lebih tiga bulan,” ujar Bu Joko waktu itu.
Maka Bu Joko dinyatakan memenuhi syarat sebagai objek penelitian. Yang hasilnya ternyata dua kali lipat lebih tinggi dari yang bukan penyintas.
Sedang saya sendiri tidak lolos seleksi. Saya belum sebulan sembuh dari Covid –waktu itu. Saya tetap di-VakNus, bukan sebagai objek penelitian. Istri saya juga tidak lolos: baru saja menjalani vaksinasi Sinovac yang kedua kalinya. Anak-anak saya juga telanjur vaksinasi.
Saking tingginya antibodi itu, Bu Joko sampai bertanya khusus pada tim VakNus RSPAD. “Jawabnya ya itu tadi. Karena saya pernah kena Covid. Saya jadi tenang,” ujarnyi.
Bu Joko bertemu suaminya saat berumur 20 tahun. Waktu itu Joko (Sie Kim San) berumur 28 tahun. Kim San sering ke rumahnyi. Itu lantaran Kim San teman kakak perempuannyi.
Kini Bu Joko dan Kim San lagi aktif ikut program pengajian agar bisa menjadi anggota MTR –Masyarakat Tanpa Riba. Suami-istri ini tidak mau lagi perusahaannya punya utang di bank.
Di antara relawan kami ada tiga orang yang hasil antibodinya 160: Bu Ria, Bu Putri, dan Bu Firda. Angka protektif mereka juga lebih rendah: 34. Tapi angka itu sudah cukup. Yang diperlukan: harus di atas 20.