iklan

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI-Walikota Sungai Penuh Ahmadi Zubir sama-sama diklaim oleh PPP dan PDIP sebagai kader mereka dan mendapatkan posisi strategis di dua partai itu.

Menurut pengamat politik Jambi, Citra Darminto, dalam kondisi seperti ini, Ahmadi harus segera mengambil sikap politik. Apalagi PDIP maupun PPP merupakan partai pengusung saat bertarung di Pilwako.

"Kedua partai tersebut merupakan sama-sama partai pengusung sang Walikota, maka harus memilih salah satu diantaranya tempatnya bernaung," ujarnya.

BACA JUGA: PPP dan PDIP Sama-sama Ngotot Jadikan Ahmadi Sebagai Kader

Dalam mengambil langkah politik, kata Citra, Ahmadi harus memiliki pertimbangan yang matang. Apalagi ditengah keterbatasan PAD untuk merealisasikan janji politik Ahmadi kepada masyarakat Sungai Penuh.

"Dengan keterbatasan PAD untuk pembanggunan Kota Sungai Penuh, maka di butuhkan kekuatan akses kepemerintah pusat untuk mendapatkan support bantuan anggaran pembanggunan untuk mewujudkan cita- cita Walikota," katanya.

Maka tidak dapat dipungkiri, secara politik, pintu akses tersebut dimiliki, PDIPerjuangan. "Tentu akan lebih mudah apabila Ahmadi Zubir bergabung dengan PDI Perjuangan," jelasnya.

Menurutnya, PDIP merupakan partai besar yang mana pada Pemilu 2019 yang lalu merupakan partai pemenang di parlemen Provinsi Jambi dengan menduduki 9 kader terbaiknya.

"Bila dibandingkan PPP, PDIP hingga saat ini memiliki elektabilitas tertinggi. PPP Saya menilai belum memiliki Politikal Well yang kuat, baik di tingkat pusat maupun ditingkat daerah," bebernya.

BACA JUGA: Tersandera PPP dan PDIP, Ini Kata Ahmadi Zubir

Pada tataran di tingkat Daerah pun, lanjut Citra, partai PPP belum mampu menunjukan peningkatan elektabilitas.

"Apa yang saya sampaikan ini bisa menjadi gambaran, sebagai pertimbangan untuk memilih partai sebagai tempat bernaung, walaupun kedua partai tersebut sama-sama pengusung,” tukasnya. (aiz)


Berita Terkait



add images