iklan

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Indonesia sebagai produsen CPO dimana banyak sekali perkebunan kelapa sawit. Akan tetapi harga minyak goreng dalam negeri dikendalikan harga dari luar negeri.

Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin sangat menyayangkan hal tersebut. Menurutnya, negeri ini kaya akan sawit.

Bahkan minyak kelapa pun bisa di olah untuk minyak goreng skala industri rumah tangga.

Kejadian ini hampir tidak terjadi sebelumnya bahwa harga minyak goreng membuat rumah tangga menjerit.

“Sangat disayangkan, puluhan tahun Indonesia sebagai produsen CPO, rakyatnya terombang – ambing persoalan harga minyak goreng,” tutur Akmal dikutip Selasa (9/11).

Akmal mengatakan, sejak awal November hingga saat ini, harga minyak goreng terus naik sampai melebihi harga eceran tertinggi. Kenaikan minyak goreng ini berbagai jenis mulai dari yang curah hingga yang kemasan.

Ia menjelaskan, harga minyak goreng yang naik ini dikarenakan harga internasional yang naik cukup tajam, semestinya bukan menjadi alasan.

Mestinya Indonesia yang mengendalikan harga termasuk mengendalikan harga dalam negeri, sehingga masyarakat tidak terlalu terbebani. Inilah fungsi negara, agar negara hadir untuk rakyat.

Meski data menunjukkan pasokan minyak goreng di masyarakat saat ini aman dengan kebutuhan minyak goreng nasional sebesar 5,06 juta ton per tahun, sedangkan produksinya bisa mencapai 8,02 juta ton.


Berita Terkait



add images