iklan

Selain itu, belakangan ini juga diperkenalkan pemakaian daun bambu yang diseduh untuk menurunkan tekanan darah dan kadar gula dalam darah. Namun belum banyak catatan jenis bambu apa. Beberapa menyebutkan jenis bambu kuning.

Namun bambu di Indonesia yang buluhnya berwarna kuning cukup banyak. Rebung bambu, termasuk bambu madu (Gigantochloa atter), juga diyakini membantu untuk menurunkan kadar gula dalam darah. Bambu ampel kuning dimanfaatkan rebungnya oleh penduduk untuk mengatasi penyakit lever (Elizabeth A Widjaja, 2001).

Selain itu, bambu cangkoreh yang tumbuh di hutan di Jawa Barat (Taman Nasional Gunung Halimun) mempunyai keistimewaan, yaitu jika dipotong air akan menguncur. Air ini digunakan secara tradisional untuk diminum, dan mengobati penyakit asma, atau digunakan untuk tetes mata.

Bambu Untuk Energi

Pemanfaatan bambu untuk energi, sejauh ini yang umum adalah dijadikan kayu bakar atau dibuat arang. Buluh bambu, bagian pangkal, buluh tengah, dan bagian atas, bahkan bagian rimpang bisa dimanfaatkan untuk dijadikan arang (bamboo charcoal). Arang ini bisa dimanfaatkan sebagai bagan bakar seperti halnya pada arang yang lain, secara langsung atau melalui proses dibuat dalam bentuk briket. Bambu merupakan salah satu sumber yang bisa dikembangkan untuk menghasilkan bahan bakar (biofuel) dan potensial untuk menggantikan bahan bakar fosil.

Bambu Untuk Konservasi

Tanaman bambu mempunyai potensi untuk konservasi. Hal ini menjadi penting bukan hanya karena banyak jenis bambu Indonesia yang merupakan tanaman endemik, sehingga perlu dipertahankan, tetapi juga karena peranannya dalam pelestarian alam. Rimpang bambu yang saling terjalin dalam satu rumpun menjadi pencegah tanah longsor, dan penyimpan air yang baik.

Contoh yang memanfaatkan fungsi ini adalah kelompok tani padi organik
di Kali Jambe, Lumajang. Mereka memanfaatkan bambu untuk konservasi air, sehingga lahan pertanian mereka mendapatkan air yang cukup dan bersih. Konservasi ini juga dilakukan dengan umumnya bantaran sungai di Jawa ditanami bambu.

Dari pengalaman sejumlah kelompok pemerhati lingkungan, bambu di sepanjang sungai Ciliwung, misalnya, telah menjadi penjaga kualitas sungai itu, meskipun tekanan pencemaran sangat tinggi. Di sekitar rumpun bambu yang ada di tepi sungai, sering dijumpai adanya sumber air yang terus mengalir. Hal ini menunjukkan bahwa bambu merupakan tanaman yang baik untuk konservasi air. Rumpun padi yang ada di air juga merupakan sarang yang baik untuk satwa air di sungai. (nrm/git/fin)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images