iklan

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI – Provinsi Jambi kedatangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang dipimpin langsung oleh Gubernur Khofifah Indar Parawangsa. Jatim melakukan kegiatan misi dagang dan investasi bersama Pemprov Jambi.

Pelaksanaan misi dagang antara Provinsi Jawa Timur dengan Provinsi Jambi diikuti 145 pengusaha dari Jatim dan 100 pengusaha dari Jambi. Tujuan kegiatan ini untuk tujuan untuk meningkatkan jejaring konektivitas antara kedua Provinsi.

Khofifah mengatakan di antara potensi yang dibawa Jatim ke Jambi adalah industri ternak dan daging sapi. Yang mana ternak sapi di Jatim cukup besar dengan jumlah 94,9 juta ekor. Ini ditunjang dengan adanya balai besar inseminasi buatan di Singosari, Malang.

“Misi dagang Jawa Timur dengan Jambi kali ini merupakan pembuka dari rangkaian kegiatan Misi Dagang yang akan dilaksanakan oleh Jawa Timur pada tahun 2022,” ujar Khofifah di ratu Convention Center (27/1).

Dalam kesempatan itu wanita yang pernah menjabat sebagai Menteri Sosial RI ini juga mengatakan bahwa peluang perdagangan antara Provinsi Jatim dengan Jambi terbuka cukup lebar.

Hal ini tak lepas dari adanya perbedaan karakteristik ekonomi yang berbeda, sehingga kedua provinsi dapat saling mengisi dan saling mendukung dalam suatu kerangka kerjasama guna mewujudkan pembangunan ekonomi Jawa Timur dan Jambi secara bersama-sama.

Lebih lanjut, Khofifah menerangkan bahwa bagi Jatim terdapat tiga sektor yang menjadi penopang utama struktur ekonomi, yaitu sektor industri pengolahan sebesar 30,61 persen, sektor perdagangan sebesar 18,34 persen, serta sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 12,08 persen.

Sementara, Jambi memiliki karakteristik ekonomi yang berbeda dengan Jatim, di mana struktur ekonominya ditopang oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 32 persen, sektor pertambangan sebesar 14 persen, serta sektor perdagangan sebesar 12 persen.

Berdasarkan data perdaganan antar wilayah 2020 yang dirilis oleh BPS, nilai penjualan Jatim ke Jambi sebesar Rp 70 Milyar, sedangkan nilai pembelian Jatim dari Jambi sebesar Rp 23,26 Milyar.

Produk yang dijual dari Jatim ke Jambi diantaranya berupa barang-barang elektronik, beras, cabe, pakaian dan suku cadang kendaraan bermotor.

Sebaliknya komoditas yang dibeli Jawa Timur dari Jambi diantaranya berupa kayu manis, CPO, kopi, serta kayu dan olahan kayu.

Sementara itu Gubernur Jambi yang diwakilkan Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani dalam acara ini menyatakan, Misi dagang ini memiliki tujuan yang sama antara Jambi dan Jawa Timur yaitu kerja sama antar daerah, antar pulau untuk lebih meningkatkan perekonomian dan kemajuan daerah. “ Muaranya dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kedua belah pihak. Selain itu, kerja sama ini juga untuk mempererat persaudaraan antara Provinsi Jambi dengan Provinsi Jawa Timur dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujar Sani.

Ditambahkan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi Agus Sunaryo, keuntungan bagi Provinsi Jambi dalam kerjasama ini seperti potensi komoditas Jambi bisa diserap Jawa Timur. “Sehingga potensi akhir petani bisa tercapai, lalu kebutuhan bahan penting strategis, seperti cabe keriting, cabe rawit, bawang merah bisa terpenuhi dari Jawa Timur. Gunanya untuk pengendalian inflasi agar terjaga dan mencegah inflasi,” ucapnya.
“Ada dua sisi yang menjadi pertimbangan. Bagi Produk yang tak dihasilkan provinsi Jambi akan diambil dari Jatim begitupun sebaliknya. Adapun saat ini pengiriman produk Jambi ke Jawa timur masih didominasi bahan baku. Belum bahan produksi akhir (komresil),” akunya.
Pada kegiatan ini juga dilakukan penandatangan kerjasama (MoU) antara OPD Pemprov Jatim dan Jambi terkait dengan bidang kerja masing-masing instansi. MoU tersebut di antaranya Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Badan Kepegawaian Daerah, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Koperasi dan UKM, DPMPTSP, BPSDM, dan IWAPI.

Tercatat, hingga pukul transaksi pameran produk usaha Jatim dan Jambi yang diikuti para pengusaha hingga pukul 14.35 WIB Kamis, nilai transaksi mencapai Rp 103 Miliar untuk 35 transaksi yang telah dilakukan melalui fisik dan virtual. (adv)


Berita Terkait



add images