iklan Pemandangan truk batu bara terguling di jalan raya Jambi.
Pemandangan truk batu bara terguling di jalan raya Jambi. (M Ridwan Jambi Ekspres)

Waktu yang dihabiskan untuk mengantarkan batu bara dari mulut tambang ke Pelabuhan Talang Duku Muaro Jambi sangat panjang dan lama, kata Harry memakan waktu lebih dari satu hari, dan ini mempengaruhi jumlah produksi di lokasi tambang.

Meski jalan khusus batu bara Jambi telah mulai dibangun, namun berbagai masalah masih dihadapi salah satunya adalah pembebasan lahan, itu sebabnya sampai hari ini jalur khusus batu bara belum juga rampung.

Berbagai cara telah dilakukan Pemerintah Provinsi Jambi untuk mengatasi polemik angkutan batu bara Jambi agar bisa memaksimalkan angkutan batu bara melalui jalan raya umum,

Strategi Baru Harapan Baru  

Kata Kepala Dishub Provinsi Jambi Ismed Wijaya, terdekat akan diberlakukan strategi baru bagi angkutan batu bara Jambi. Akan ada Sticker khusus ditempel pada 9.476 Angkutan Batu Bara Jambi untuk kelancaran perjalanan dari mulut tambang ke pelabuhan. 

Truk yang mendapatkan stiker adalah transportir resmi yang berkontrak dengan Pemegang IUP OP. Namanya Stiker Nomor Lambung. Stiker nomor lambung ini sekaligus menjadi uji coba pemerintah agar angkutan batu bara ini dalam perjalanannya bisa dilakukan penertiban dan pengawasan. 

Angkutan batu bara Jambi yang memakai stiker resmi ini, akan mengikuti rekayasa lalu lintas yang disiapkan pemerintah, khususnya lalu lintas jalan raya publik.

Angkutan batu bara berstiker ini akan antri di kantong parkir yang dibangun di Simpang Terusan Kabupaten Batanghari. Tujuan truk-truk ini parkit agar antri di pelabuhan bongkar muat dan menunggu kendaraan yang hendak kembali ke mulut tambang bisa lebih teratur dan tidak memakan jalan raya umum.

Uji coba mekanisme berstiker ini akan mulai dilaksanakan Januari 2023 ini. Apabila masih gagal, masih menimbulkan kemacetan, maka pemerintah Provinsi Jambi kata Ismed Wijaya akan menerapkan opsi berikutnya. 

Opsi kedua adalah menerapkan sistem genap ganjil dan pembatasan harian kendaraan. Jumlah kendaraan angkutan batu bara Jambi yang hampir 10.000 unit itu tidak akan bisa beroperasi seluruhnya. Dampaknya, kembali ke jumlah produksi batu bara yang tentu tidak akan bisa dimaksimalkan kembali. 

Sejauh ini perusahaan yang sudah terdata sebagai transportir angkutan batu bara Jambi ada 25 perusahaan, data ini kata Ismed masih bisa bertambah hingga akhir tahun ini karena masih ada yang belum registrasi. 

Kapolda Minta Jambi Belajar dari Kalimantan

Kapolda Jambi Irjen Pol Rusdi Hartono memberi masukan untuk penanganan polemik batu bara di Jambi.


Berita Terkait



add images