JAMBIUPDATE.CO, JAMBI - Pengamat Kebijakan Publik dan Pemerintahan Jambi Dr. Noviardi Ferzi memberikan pandangan terkait sektor Batu Bara yang masih saja lebih banyak menyusahkan rakyat Jambi ketimbang memberi untung.
Akademisi STIE Jambi ini menyebutkan sektor pertambangan Batu Bara Jambi sekilas besar, namun tidak dinikmati masyarakat Jambi. "Hal ini karena Capital Out low atau uangnya lari tidak ke Jambi," akunya.
Bahkan berdasarkan serapan tenaga sektor 'emas hitam' itu masih kalah dengan bidang pertanian. Dimana sektor pertanian menjadi penyerap tenaga kerja terbesar di Jambi.
BACA JUGA : Kelanjutan Jalan Khusus Batu Bara Tahap II 2024 Belum Pasti, Investor Sebut Sudah Siapkan Jalan Pintas Ini
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi, struktur dan pertumbuhan PDRB menurut lapangan usaha untuk sektor pertanian sebesar 30,53 persen selanjutnya pertambangan dan perdagangan masing-masing 19,39 persen dan perdagangan 11,83 persen.
Pada Februari 2022 sebanyak 42,87 persen dari jumlah penduduk usia kerja yang bekerja, ada di sektor pertanian.
Diikuti sektor perdagangan sebesar 17,13 persen dan industri pengolahan 6,81 persen. Sementara dari pertambangan kurang dari 3 persen.
Untuk itu, karena tak berdampak nyata pada mayoritas masyarakat Jambi sudah selayaknya angkutan batu bara lewat di jalan khusus. Tanpa menganggu masyarakat di jalan umum.
Jalan khusus itu penting, karena amanat UU Sesuai UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, sesuai ketentuan Pasal 7 Junto Pasal 1 angka 6.