JAMBIUPDATE.CO JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberi peringatan pada warga mengenai potensi hujan masih terus berlanjut hingga 14 Juli di sebagian wilayah Indonesia.
Sejak 4 Juli, BMKG telah merilis potensi hujan yang dapat terjadi dalam sepekan hingga 10 Juli. Hal itu berkaitan dengan adanya signifikansi dinamika atmosfer yang dapat meningkatkan potensi hujan pada periode awal musim kemarau tahun ini.“Potensi tersebut terkonfirmasi berdasarkan data analisis cuaca dalam tiga hari terakhir, termonitor hujan intensitas lebat hingga sangat lebat terjadi di beberapa wilayah,” ujar Guswanto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, dalam keterangan tertulis, Sabtu, 8 Juli 2023.
Guswanto menyebut wilayah tersebut, seperti Bengkulu, sebagian besar Kalimantan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Tenggara, Maluku, dan wilayah Papua. “Bahkan curah hujan ekstrem terjadi di Bali bagian barat dalam dua hari terakhir,” jelasnya.
Berdasarkan analisis terakhir, beberapa faktor dinamika atmosfer skala regional hingga lokal diprakirakan masih berperan cukup signifikan dalam memicu peningkatkan pertumbuhan awan hujan untuk sepekan ke depan.
Beberapa faktor dinamika atmosfer yang utama tersebut, antara lain aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) serta gelombang ekuator seperti gelombang Kelvin dan Rossby ekuatorial di sekitar wilayah Indonesia. Hal ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan secara tidak langsung meningkatkan potensi curah hujan tinggi.
Selain itu, terjadi pola belokan dan perlambatan angin di sekitar wilayah Indonesia yang dipicu oleh adanya pola sirkulasi di sekitar wilayah Samudra Pasifik utara Papua Barat. Kondisi ini dapat turut memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan.
Dalam sepekan terakhir, anomali suhu muka laut di perairan Indonesia secara umum relatif normal, di mana anomali 1-2 derajat Celcius terjadi di sebagian kecil perairan utara dekat pesisir Jawa hingga Nusa Tenggara, sebagian perairan selatan Sulawesi, sekitar perairan Maluku dan selatan Papua. Sedangkan untuk wilayah perairan lain umumnya berada pada anomali dibawah 1 derajat Celcius.
Kondisi hujan tinggi yang terjadi dalam sepekan ini di beberapa wilayah Indonesia lebih signifikan dipicu oleh adanya aktivitas gelombang atmosfer di sekitar maritim kontinen.
Adanya MJO, gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin merupakan fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya pola konvektifitas dan dapat menimbulkan potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah fase aktif yang dilewatinya.
Fenomena MJO dan gelombang Kelvin bergerak dari arah barat ke timur, yaitu dari wilayah Samudra Hindia ke arah Samudra Pasifik dan melewati wilayah Indonesia dengan siklus pergerakan sekitar 30-40 hari pada MJO, sedangkan pada Kelvin dalam skala yang relatif lebih cepat, yaitu harian.