Fenomena ini berpotensi mengganggu ketahanan pangan nasional karena ancaman gagal panen pada lahan pertanian tadah hujan.
Menurut BMKG, indeks El Nino pada Juli ini mencapai level moderate, dan IOD sudah positif.
Keduanya saling menguatkan, membuat musim kemarau 2023 lebih kering dengan curah hujan rendah hingga sangat rendah.
Puncak kemarau diperkirakan terjadi Agustus hingga awal September, jauh lebih kering dibandingkan 2020, 2021, dan 2022.
Sektor pertanian akan terdampak, khususnya pertanian tadah hujan dengan sistem tradisional.
Kekeringan juga berpotensi menyebabkan karhutla, mengancam lingkungan, ekonomi, sosial, dan kesehatan.
Untuk mengurangi dampak, Anda bisa menghemat air sehari-hari dan menampung hujan sebagai cadangan. Yuk, bijak dalam menggunakan air!. (*)
Sumber: kabar4.com