"Dalam rapat tersebut tidak ada sanggahan, artinya semua setuju," ujarnya.
Namun saat berjalan, perusahaan batu bara
dinilai tidak komitmen. Padahal iuran tersebut, salah satunya digunakan untuk membiayai satgas yang disebar di sepanjang jalan yang dilalui angkutan batu bara.
"Terbukti saat Satgas ATJ turun, lalu lintas angkutan batu bara cukup kondusif. Karena Satgas selalu siaga di lapangan," katanya.
Jika tidak ada komitmen, maka angkutan batu bara akan terus menjadi permasalahan di Jambi.
Karena jika mengharapkan jalan khusus, kata Karyadi, pihaknya pesimis bisa terwujud pada 2024 mendatang, bahkan ditahun 2025 pun masih tampak berat.
Karyadi menjelaskan, dari ATJ ini ada sebanyak 500 Satgas lapangan. Mereka diambiil dari warga 50 desa yang dilalui angkutan batu bara.
"Setiap desanya kita ambil 10 orang," ujarnya.