iklan
Sejak larangan ekspor itu harga beras dunia telah meningkat sebesar 15-25 persen. Yang paling terpukul adalah orang miskin di negara-negara seperti Bangladesh dan Nepal, yang bergantung pada beras putih India, dan orang-orang di negara-negara Afrika seperti Benin, Senegal, Togo, dan Mali, yang mengimpor beras pecah yang merupakan varietas termurah dan mengenyangkan.

Harga biji-bijian internasional telah melonjak karena perang Rusia di Ukraina. Harga semakin naik sejak Rusia keluar dari Black Sea Grain Initiative, yang selama ini menjadikan biji-bijian dari Ukraina tetap bisa mencapai pasar dunia.

Saat ini muncul kekhawatiran jika Thailand, Vietnam dan Pakistan – yang bersama-sama menyumbang 30 persen dari penjualan beras global, melakukan larangan serupa jika tanaman mereka dirusak oleh El Nino.

Pedagang dan ilmuwan mengatakan kekurangan beras, makanan pokok bagi lebih dari separuh populasi dunia, akan berdampak pada komoditas lainnya seperti gandum, kacang kedelai, dan jagung, yang digunakan sebagai pengganti beras baik untuk konsumsi manusia maupun pakan ternak. Hal ini dapat menyebabkan efek domino pada permintaan dan harga tidak hanya bahan makanan, tetapi juga bahan bakar.

Mengapa India Melarang Ekspor Beras?

Masih mengutip Al Jazeera, beras adalah makanan pokok bagi lebih dari separuh penduduk India. Negara ini memproduksi sekitar 135 juta ton beras setiap tahunnya, lebih dari cukup untuk memenuhi permintaan domestik sekitar 100-105 juta ton. Ini termasuk beras yang didistribusikan dengan tarif bersubsidi kepada 800 juta penduduk miskin di negara itu.


Berita Terkait



add images