iklan
Setelah hampir 50 hari disandera di Gaza, Ohad Munder yang berusia sembilan tahun berlari menyusuri koridor rumah sakit di Israel ke pelukan ayahnya, menurut rekaman yang dirilis oleh rumah sakit.

Dia dan tiga anak lainnya yang dibebaskan pada saat yang sama berada dalam kondisi relatif baik, kata Gilat Livni, Direktur Pediatri di pusat tersebut kepada wartawan.

“Mereka berbagi pengalaman, kami bangun bersama mereka hingga larut malam dan itu menarik, menyedihkan, dan mengharukan,” kata Livni.

“Saya bermimpi kami pulang,” kata sandera lainnya, Raz Asher yang berusia empat tahun, sambil duduk di pelukan ayahnya di ranjang rumah sakit setelah dia, ibu, dan adik perempuannya dibebaskan. “Sekarang mimpinya menjadi kenyataan,” jawab ayahnya, Yoni.

Namun, bagi warga Palestina, kegembiraan atas pembebasan tahanan dari penjara-penjara Israel memiliki nuansa yang pahit. Polisi Israel terlihat menggerebek rumah Sawsan Bkeer pada hari Jumat tak lama sebelum putrinya Marah, 24 tahun, dibebaskan. Polisi Israel menolak berkomentar.

“Tidak ada kegembiraan yang nyata, bahkan kegembiraan kecil ini pun kita rasakan saat menunggu,” kata Sawsan Bkeer. “Kami masih takut untuk merasa bahagia,” katanya. (*)


Sumber: tempo.co

Berita Terkait



add images