JAMBIUPDATE.CO,- Malam jahanam itu tidak akan terlupakan oleh Laila al-Sultan, 7 tahun. Ia bersama kedua oang tua dan saudarana yang lain, tengah tidur lelap ketika serangan udara Israel menghancurkan rumah mereka di Gaza.
Ayahnya tewas dan saudaranya yang lain menderita luka-luka, termasuk dirinya. Kini dia dan adik laki-lakinya Khaled, 4 tahun, tinggal dengan ibu mereka di gubuk bersama puluhan ribu korban perang Israel lainnya di Rafah.
“Rumah kami runtuh dan Ayah pergi ke surga dan dia sangat bahagia,” kata Khaled sambil melompat-lompat di pangkuan Laila saat mereka duduk, seperti disiarkan Reuters, Kamis, 11 Januari 2024.
Perang selama tiga bulan telah membawa dampak buruk bagi anak-anak Gaza. Otoritas kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas memperkirakan sekitar 40% dari mereka yang tewas, kini berjumlah 23.357 orang, berusia di bawah 18 tahun.
Kebanyakan dari mereka yang selamat telah kehilangan tempat tinggal. Mereka tinggal di tempat penampungan di sekolah, di tenda atau lapak, atau berdesakan di rumah-rumah yang masih berdiri, seluruh keluarga tinggal di satu kamar. Dengan sedikitnya makanan di Gaza, anak-anak selalu kelaparan.
“Kami masih belum bisa menghitung jumlahnya, namun kami memiliki perkiraan awal mengenai ribuan anak yatim piatu. Angka tersebut tinggi dan tantangannya besar,” kata Ahmed Majdalani, Menteri Pembangunan Sosial Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel.