iklan
Abdul Malik Al-Houthi Tak Pernah Muncul di Muka Umum 

Al-Houthi dikenal jarang tinggal lama di satu tempat, tidak pernah bertemu media, dan sangat enggan tampil di depan umum. Sejak dimulainya perang Yaman, para pejabat asing yang berurusan dengan Abdul Malik al-Houthi belum pernah bertemu dengannya secara langsung.

Banyak orang yang ingin bertemu diminta untuk melakukan perjalanan ke markas Houthi di Sanaa, di mana konvoi keamanan Houthi akan membawa mereka ke rumah persembunyian dan melakukan pemeriksaan keamanan sebelum membawa mereka ke ruang atas. Ia hanya akan muncul di layar.

Gerakan Houthi dibentuk untuk memperjuangkan kepentingan Syiah Zaidi, sebuah sekte minoritas yang memerintah kerajaan 1.000 tahun di Yaman hingga tahun 1962. Kelompok ini semakin merasa terancam oleh pemerintahan Ali Abdullah Saleh pada tahun 1990-2012.

Dukungan Iran terhadap Houthi, telah membantu Teheran memperluas jaringan proksi regionalnya, yang mencakup Hizbullah di Lebanon dan milisi di Irak dan Suriah.

Pakar Yaman mengatakan kelompok Houthi terutama termotivasi oleh agenda domestik meskipun mereka memiliki kesamaan politik dengan Iran dan Hizbullah. Kelompok Houthi menyangkal menjadi boneka Teheran dan mengatakan mereka memerangi sistem yang korup dan agresi regional.

Pada akhir 2017, mereka membunuh mantan presiden Saleh dalam penyergapan RPG pinggir jalan. Mereka juga telah membentuk negara militer untuk memperketat cengkeraman mereka.

“Houthi juga mengandalkan aparat intelijen internal yang sangat brutal, menekan segala bentuk perbedaan pendapat,” kata analis Carlino.

Dalam rekaman pidato dan khotbahnya, Abdul Malik al-Houthi, yang menelusuri garis keturunannya hingga Nabi Muhammad, menegaskan bahwa gerakannya dikepung total karena agama yang dianutnya. “Kita harus fokus menjaga keaslian afiliasi dan identitas Islam kita,” katanya dalam salah satu pidatonya. (*)


Sumber: tempo.co

Berita Terkait