"Yang menjadi perhatian dalam pembentukan inflasi Kota Jambi bulan Februari, andil terbesar dan sangat dominan penyumbang inflasi berasal dari kelompok pengeluaran makanan minuman dan tembakau, yaitu sebesar 2,24%. Komoditas utama dari kelompok ini yang memberikan andil terhadap terjadinya inflasi antara lain, beras 0,49%, daging ayam ras 0,48%, cabai merah 0,39%, tarif air minum PAM 0,18%, angkutan udara 0,17%, rokok sigaret kretek mesin 0,16%, tomat 0,15%, bawang putih 0,13%, emas perhiasan 0,08%, dan jeruk 0,06%," sebut Sekretaris TPID Kota Jambi itu.
Hendra sampaikan walaupun mengalami inflasi, penurunan angka inflasi ini patut disyukuri karena dalam beberapa bulan terakhir, Kota Jambi dibayangi dengan trend kenaikan signifikan beberapa komoditas volatile food (VF) penyumbang inflasi.
"Sejak akhir tahun hingga Februari, kita terus berjuang mengendalikan beberapa komoditas volatile food yang fluktuatif naik dan turun, seperti cabai. Namun alhamdulillah cabai tidak signifikan menyumbang kenaikan. Khusus beras, kenaikan harga beras premium memang dampak imbas dari el nino tahun lalu. Namun harga telah mulai berangsur turun, karena pasokan mulai stabil dan intervensi pemerintah melalui operasi pasar bersama Bulog, khusus beras medium, menunjukkan hasil yang baik, mulai berdampak terhadap stabilisasi harga di pasaran," ungkap Hendra.