iklan Ilustrasi
Ilustrasi

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi memaparkan hasil perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) bulan April. Catatan baik ditorehkan Provinsi Jambi yang naik sebesar 2,49 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Diketahui bahwa perkembangan ini menjadikan NTP Provinsi Jambi masuk sebagai urutan ke-3 tertinggi dari 10 daerah di Sumatera.

Kepala BPS Provinsi Jambi Agus Sudibyo menyampaikan bahwa hasil NTP ini didasari dari Indeks Harga yang Diterima Petani (It) yang dibagi dengan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang akhirnya berdampak pada kenaikan angka ini.

"Jika kita berbicara tentang Nilai Tukar Petani (NTP) ialah Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dibagi dengan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) maka kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani lebih besar dibandingkan dengan Indeks Harga yang Dibayar Petani. Mengapa? Artinya terdapat kenaikan harga barang-barang atau komoditas yang dihasilkan oleh petani kita, yaitu kenaikan harga kelapa sawit, karet, kopi, kelapa, kentang, bawang merah, ayam ras daging. Untuk bulan April ini naik dibandingkan dengan bulan Maret," jelas Agus.

Adapun sub sektor perkembangan NTP Jambi secara mayoritas mengalami kenaikan untuk bulan April ini. Dari lima subsektor, diketahui bahwa tiga subsektor mengalami kenaikan dan dua sisanya mengalami penurunan.

Subsektor yang mengalami kenaikan meliputi Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) yang pada bulan Maret di angka 159,99. Yang naik menjadi 165,41 pada bulan April sehingga didapatkan kenaikan 3,39 Persen untuk subsektor ini.

Ada pula Subsektor Peternakan (NTPT) yang naik sebanyak 2,44 Persen dengan perkembangan di Maret di angka 91,96 dan naik menjadi 94,20.

Subsektor terakhir yang mengalami kenaikan dalam perkembangan NPT adalah bidang Perikanan (NTNP) yang dibagi menjadi dua pembagian. Yaitu Nelayan (NTN) dan Pembudidaya Ikan (NTPi). Kenaikan Subsektor Perikanan di angka 1,44 Persen dengan perkembangan Maret senilai 101,58 dan naik menjadi 103,04.

Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) dan Hortikultura (NTPH) menjadi dua diantara yang mengalami penurunan dalam perkembangan NTP Provinsi Jambi di bulan April.

Untuk Tanaman Pangan (NTPP) pada bulan Maret di angka 106,76 dan menurun di bulan April menjadi 102,92 yang artinya terjadi penurunan sebanyak 3,60 persen.

Untuk alasan yang mendasari ini, Agus menyampaikan bahwa hal ini disebabkan penurunan harga gabah dan palawija yang akhirnya berdampak pada angka NPT tanaman pangan.

"Kalau panen itu biasanya memang harganya turun, itu kondisi yang mendasari untuk tanaman pangan. Detail komoditasnya sendiri jika kita melihat tanaman pangan ini untuk harga Padi dan Gabah turun, untuk harga gabah turun sebanyak 4,8 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Kita tahu bahwa untuk panen raya kan gabah harganya memang turun, nah untuk palawija juga turun, ini komoditas ketela rambat turun 1,58 persen. Jadi gabah dan palawija jadi komoditas utama yang menyebabkan turunnya subsektor tanaman pangan karena harganya turun," jelasnya.

Sedangkan untuk sektor Hortikultura (NTPH), Provinsi Jambi pada bulan Maret berada di angka 141,21 yang turun menjadi 138,57 dengan perubahan sebanyak 1,87 Persen.

Alasan Hortikultura disebabkan dari penurunan angka komoditas sayur yang banyak menyumbang pada subsektor ini.

"Untuk hortikultura turunnya karena kelompok sayuran, yaitu cabai rawit, cabai merah, cabai hijau, buncis, pare, wortel, tomat dan sejenisnya itu turun 1,60 persen. Selain sayuran, kelompok buah-buahan naik tapi naiknya tidak sebesar penurunan kelompok sayuran. Kelompok buah yang naik itu jeruk dan duku," pungkasnya. (aba/mg1)


Berita Terkait



add images