JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- Pasca dibukanya jalur sungai sebagai angkutan batu bara masih ditemukan tongkang yang menabrak tiang pengamanan jembatan. Hal itu karena perusahaan tak menaati aturan dan tidak sabaran. Tim Satgas Wasgakkum Provinsi Jambi memberikan teguran terhadap perusahaan tersebut.
Hal ini dikonfirmasi oleh Wakil Ketua Satgas Wasgakkum Johansyah. Ia mengakui kejadian itu terjadi pada 31 Mei, sempat ramai perbincangan di sosial media dan di masyarakat. Namun Johansyah tak mengungkap detil ponton dari perusahaan mana.
"Kita sudah minta adanya pengecekan oleh Kadishub dan pengusaha tambang yang ternyata memang ada kejadian itu," jelasnya.
Diterangkannya, kejadian penabrakan tiang Jembatan Koto Boyo itu karena ada satu perusahaan terlalu cepat mengambil keputusan untuk bergerak dari pelabuhan melewati Jembatan Koto Boyo.
"Harusnya asis-nya (Tugboat) dua, tetapi itu satu. Maka kemarin sudah kita tegur langsung, mereka juga langsung perbaiki jembatan. Di situ makanya kita pasang CCTV agar pengaman jembatan cepat diperbaiki," sebut Johansyah.
Tambah Johansyah, langkah perbaikan yang cepat karena Perkumpulan Pengusaha Tambang Batu Bara (PPTB) sudah komitmen apabila terjadi kejadian penabrakan maka harus segera diperbaiki karena itu kelalaian.
"Inilah yang akhirnya kita minta agar komitmen mereka tetap menjaga aturan yang sudah kita buat, kita sudah sampaikan dan sudah segera diperbaiki," ucap Johansyah yang juga Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Jambi.
Dari laporan yang diterima Satgas, sudah diukur pipa (tiang fender) yang terkena hantaman tongkang.
"Perusahaan itu asisnya belum datang tetapi mereka sudah jalan,” tegasnya.
Secara umum, sebut Johansyah, setelah lima hari dibukanya jalur sungai kondisi masih aman terkendali. Ini berkat pos pantau yang dibuat tim Satgas bekerja sama dengan Dishub Kabupaten Batanghari dan Dishub Provinsi Jambi, serta aparat Kepolisian.
"Bahkan di lapangan terjadi kemajuann seperti di daerah Karmeo itu merupakan alur pertama dilepasnya tongkang mulai dua hari yang lalu sudah dipasang CCTV di pangkal jembatan," katanya.
Menurutnya, cara itu salah satu upaya untuk mengevaluasi dan melihat agar kenyamanan dari tongkang agar tidak terjadi sesuatu, misalnya menabrak tiang pengaman jembatan.
"Jikapun itu terjadi, berarti komitmen harus diperbaiki. Itu kita mengimbau kepada pengusaha tambang agar berkontrak dengan tongkang itu agar melakukan komitmen terkait apa yang kita sepakati untuk itu. Sejauh ini evaluasi kita masih berjalan dengan lancar, tentu nanti kita akan melihat ke lapangan kembali seperti apa," pungkasnya. (aan/mg1)