"Saya punya hubungan dengan Kerinci, keluarga saya dulunya tinggal di Kerinci tepatnya di Bedeng 7. Rasanya membangun di Negeri Sendiri,"katanya.
Dalam pelaksanaan pembangunan, lanjutnya saat ini progres pembangunan sudah mencapai angka 30 persen. Dalam hal material pihaknya menggunakan material yang berkualitas dan telah lulus uji Laboratorium.
"Untuk material yang kita gunakan, saya turun langsung mengecek materialnya ke lokasi pembelian, saya ambil langsung sampel material seperti pasir, beton kubus dan besi sebagainya kita lakukan uji lab dulu dan uji tarik besi, jika lulus kita gunakan,"sebutnya.
Ditambahkannya, pada saat pembangunan tiang beton yang digunakan pihaknya memiliki ukuran yang lebih tinggi, sehingga pihaknya sengaja memotong tiang tersebut. Sisa dari potongan pihaknya gunakan sebagai jembatan darurat sebagai akses jalan bagi armada kendaraan untuk mengangkut material ke lokasi.
"Kalau untuk tiang sengaja kita potong karena berlebih, sisanya kita gunakan bagi jembatan darurat itu tidak masuk dalam rab,"jelasnya.
Ditanya terkait perusahaan, Edi menjelaskan untuk eksistensi perusahaan semua sudah terjawab sebelum habis masa sanggah dari Kementerian Perhubungan.
"Yang jelas fokus utama saya saat ini membangun Kerinci, terutama akses bandara. Agar nanti bisa jadi jalur transfortasi udara yang baik dan memadai, sehingga bisa digunakan masyarakat dan meningkatkan pengunjung wisatawan ke Kerinci. Secara tidak langsung akan meningkatkan ekonomi masyarakat kita,"sebutnya.(Hdp)