iklan TUNTUT PERUSAHAAN: Warga yang melakukan aksi di PT BBS, Senin (17/2).
TUNTUT PERUSAHAAN: Warga yang melakukan aksi di PT BBS, Senin (17/2).
SENGETI, Limbah Perusahaan Bukit Bintang Sawit (BBS) di KM 35, desa Bukit Baling, Kecamatan Sekernan dituding warga sudah mencemari Dusun sungai melintang, Desa Bukit Baling. Untuk memprotes hal tersebut, warga kemarin mendatangi perusahaan tersebut.

Kedatangan warga ini untuk menuntut agar perusahaan menghentikan pembuangan limbah ke sungai. “Sudah 12 tahun perusahaan ini berdiri, dan kami belum merasakan kontbusinya. Malahan sungai kami dicemari limbah. Akibatnya sungai kami berwarna coklat, airnya jadi gatal-gatal,” tutur salah seorang warga ditemui di lapangan. 

Dia menyebutkan, selain airnya berubah warna, warga juga tidak bisa lagi menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari. “Ikan banyak yang mati. Dulu sebelum perusahaan ini berdiri, air sungai ini sangat bersih, bahkan bisa diminum. Kami ingin sungai kami seperti semula lagi,” sebutnya yang diamini warga lainnya.

Bahkan, saat kemarau, warga menjadi sangat kesulitan mendapatkan air bersih. “Sumur kami sudah kering, air sungai tidak bisa di gunakan jadi semakin susah kami,” timpal warga lainnya.
Dalam aksi demo tersebut warga menuntut agar perusahaan membangun sumur bor untuk warga. Selain itu, warga meminta perusahaan memberdayakan warga yang tinggal di sekitar perusahaan untuk bekerja di perusahaan tersebut.
--batas--
Lalu, warga juga meminta perusahaan tidak lagi membuang limbah. “Kami minta perusahaan menanggapi  tuntutan warga karena saat ini warga sudah kesulitan air bersih karena musim kemarau,” sebut Korlap aksi, Zulhendri.

Sementara, Toni Saputra, Humas PT BBS yang menerima perwakilan warga untuk membicarakan soal tuntutan mereka mengatakan, akan berusaha memenuhi permohonan warga. “Hasil pertemuan kami tadi, perusahaan bersedia untuk membangun sumur bor sesuai dengan kebutuhan warga,” ujarnya.

“Mengenai limbah, perusahan berjanji tidak akan membuang limbah ke sungai lagi. Dan, mengenai perekrutan warga di sekitar, kami pihak perusahan juga menyangupinya, asalkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan mengikuti seleksi. Jika tidak diterima harus menerima dengan lapang dada,” kata Toni.

Warga, katanya, menyetujui keputusan bersama tersebut. Namun sebelum sumur bor dibangun, warga meminta agar dilakukan survey terlebih dulu.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images