iklan
Computerized Tomography scan (CT Scan) milik Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher (RSUD RM) yang bernilai miliaran rupiah kembali rusak. Padahal alat ini baru diperbaiki tahun 2012 lalu. Hal ini diketahui berdasarkan keterangan salah seorang pegawai RSUD RM sendiri.

Akhirnya, pasien yang harusnya melakukan pemeriksaan dengan CT Scan ini harus dirujuk ke rumah sakit lainnya. Salah seorang pasien yang enggan disebutkan namanya mengaku, kemarin dirinya harus menjalankan scanner dibagian matanya di RS Siloam. "Katanya alat rusak, jadi kita dirujuk ke siloam," katanya kepada harian ini.


Salah satu pegawai RSUD RM yang dikonfimrasi terkait informasi ini membenarkan hal tersebut. Sayangnya, saat ditanyakan sejak kapan alat tersebut mengalami kerusakan,  pegawai tersebut mengaku tak mengetahui secara pasti. “Alat CT Scannya rusak, makanya harus dirujuk,” ujarnya singkat.


Anggota DPRD Provinsi Jambi, Bambang Bayu Suseno (BBS) menyayangkan kerusakan alat tersebut. Sebab, menurut dia, alat itu baru saja diperbaiki dengan anggaran bernilai Rp 800 juta. "Itu baru diperbaiki, kita anggarkan di APBD murni Tahun 2012. Kok sudah rusak lagi. Apa mesti tiap tahun dianggarkan," keluhnya.


Dikatakannya, alat tersebut memang sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Alat itu sebelumnya memang sudah pernah mengalami kerusakan. Sehingga, pihak RSUD RM mengajukan anggaran senilai Rp 800 juta tersebut untuk memperbaiki alat itu. "Belum setahun kok sudah rusak," ujarnya.


Menurutnya, hal ini dimungkinkan karena tim ahli yang mengoparasikan alat tersebut tidak memahami cara pengoperasiannya. Sehingga, alat itu mudah rusak. Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jambi, Gusrizal juga terkejut mendengar CT scan itu rusak.

Menurutnya, alat tersebut sangat dibutuhkan masyarakat. Terutama yang berhubungan dengan penyakit dalam dan harus melalui fase tersebut. "Nah itukan baru dianggarkan perbaikannya. Sudh rusak lagi?,"  katanya terkejut.

Hal ini juga disayangkan oleh Syahbandar, anggota DPRD lainnya. Menurutnya, kerusakan alat itu akan menghambat dan merepotkan proses pengobatan pasien. "Jadinya kan memperlambat. Pasien harus dirujuk dulu untuk di scan. Aneh baru diperbaiki kok sudah rusak," ujarnya kecewa.


Sumber harian ini yang enggan disebtukan namanya menyebutkan, kerusakan alat itu dikarenakan perbaikan alat yang rusak tak sesuai spesifikasi. Sebab, alat buatan luar yang rusak itu diganti dengan alat buatan China. Sementara, katanya, CT-scan itu buatan Jerman. “kesingnya Jerman, tapi mesinnya produk china, sehingga ketika perbaikan alat yang dibeli adalah produk china,” ujar sumber singkat. (sumber: jambi ekspres)

Berita Terkait



add images