MUARA BUNGO, Selain pasokan gas yang tidak lancar, kali ini masalah lainnya timbul yaitu isi gas yang berkurang, sehingga mengakibatkan konsumen dirugikan. Hal ini juga menimbulkan rasa was-was konsumen terutama yang memasak menggunakan kompor gas, karena beranggapan selain dikurangi namun tabung gas juga tidak diperhatikan.
Maman salah seorang sub Agen gas elpiji 3 kg, saat dikonfirmasi perihal tersebut, Minggu kemarin (02/6) mengatakan, keluhan konsumen akan kurangnya isi gas telah beberapa kali didapatnya. Bahkan ia telah menyampaikannya pada pihak sentral gas Muara Bungo, yang berpusat di wilayah Bukit Apit.
“Ini telah saya sampaikan ke agen pengisian gas Bungo, katanya berkurangnya isi gas ini diakibatkan peralatan pengisian gas sudah tidak layak digunakan sehingga tidak bejalan efektif dan efesien,” terang Maman.
Sementara itu, hingga saat ini selain gas elpji 3 kg masih sulit mendapatkannya namun harganya juga sudah melambung mencapai Rp 30.000. “Semakin sulit untuk mendapatkan jatah saja yang sudah ditentukan, apalagi ingin menambah pasokan,” ujarnya kembali.
Sementara di kalangan pengecer mengaku sangat kecewa dengan kondisi itu, pasalnya pihaknya terpaksa menghemat stok dagangan karena distribusi elpiji ukuran 3 kg di Bungo sejak sepekan terakhir tersendat.
“Sudah satu minggu gas belum dikirim, sedangkan stok sudah tidak ada lagi, maka terkadang harga mahalpun masyarakat tetap membeli karena butuh,” ujar salah satu pengecer gas di Bungo. (sumber: jambi ekspres)
Maman salah seorang sub Agen gas elpiji 3 kg, saat dikonfirmasi perihal tersebut, Minggu kemarin (02/6) mengatakan, keluhan konsumen akan kurangnya isi gas telah beberapa kali didapatnya. Bahkan ia telah menyampaikannya pada pihak sentral gas Muara Bungo, yang berpusat di wilayah Bukit Apit.
“Ini telah saya sampaikan ke agen pengisian gas Bungo, katanya berkurangnya isi gas ini diakibatkan peralatan pengisian gas sudah tidak layak digunakan sehingga tidak bejalan efektif dan efesien,” terang Maman.
Sementara itu, hingga saat ini selain gas elpji 3 kg masih sulit mendapatkannya namun harganya juga sudah melambung mencapai Rp 30.000. “Semakin sulit untuk mendapatkan jatah saja yang sudah ditentukan, apalagi ingin menambah pasokan,” ujarnya kembali.
Sementara di kalangan pengecer mengaku sangat kecewa dengan kondisi itu, pasalnya pihaknya terpaksa menghemat stok dagangan karena distribusi elpiji ukuran 3 kg di Bungo sejak sepekan terakhir tersendat.
“Sudah satu minggu gas belum dikirim, sedangkan stok sudah tidak ada lagi, maka terkadang harga mahalpun masyarakat tetap membeli karena butuh,” ujar salah satu pengecer gas di Bungo. (sumber: jambi ekspres)