iklan Aksi demontrasi menolak rencana kenaikan harga BBM di depan kantor gubernur Jambi.
Aksi demontrasi menolak rencana kenaikan harga BBM di depan kantor gubernur Jambi.
Aksi demonstrasi menolak rencana kenaikan BBM kembali dilakukan para mahasiswa di halaman kantor gubernur Jambi, Jumat (14/6) sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka menamakan  dirinya sebagai  Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Korkum Universitas Batanghari (Unbari).

Pendemo menolak kebijakan pemerintah pusat menaikkan harga BBM dan menutut gubernur Jambi untuk menandatangani pernyataan, bahwa Pemprov Jambi juga menolak kenaikan harga BBM serta nasionaisasi aset Migas dan minta Pertamina diperiksa.

Demo sempat diwarnai kericuhan, saat puluhan pendemo mencoba mendobrak pintu pagar kantor gubernur yang dihalangi sekitar 50 polisi. Jika tidak diizinkan masuk ke halaman kantor gubernur, pendemo mengancam akan membuat keributan.

Setelah melakukan perdebatan cukup panjang, akhirnya polisi mengizinkan pendemo  berorasi di depan kantor gubernur asalkan tidak berbuat anarkis. Menurut pendemo, Indonesia sebenarnya negara kaya, apalagi di sektor Migas. Tiap hari produksi Migas menghasilkan Rp 291 triliun dari 1 stasiun eksploitasi.

‘’Rata-rata tiap desa ada 5–10 stasiun. Bayangkan berapa banyak desa yang dieksploitasi Migasnya di negeri ini. Kenaikan harga BBM sangat tidak tepat dilakukan di saat kemiskinan, kelaparan, dan gizi buruk marajalela. Hampir 80 % penduduk Indonesia berpendapatan Rp 300–500 ribu/bulan. Sementara, ada eksploitasi SDA cukup besar,’’ kata pendemo.(*)

Reporter  : Aldi Saputra.
Redaktur : Joni Yanto.

Berita Terkait



add images