iklan
Persaingan untuk duduk di kursi  DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Jambi cukup sengit. Bagaimana tidak ?

Lihat saja para Caleg yang bertarung, selain figur yang banyak dikenal masyarakat juga mempunyai amunisi yang cukup.

Seperti dari Demokrat misalnya. Ada nama Indrawati Sukadis yang merupakan Anggota DPR RI dan juga AS Budianto yang saat ini sebagai Ketua DPC Demokrat Kota Jambi. Selain itu, Golkar juga punya jagoan Selina Gita, Anggota DPR RI dan Kemas Farid Alfarelly.

Dari Gerindra yang maju Sutan Adil Hendra dan istri Usman Ermulan yang notebene merupakan bupati Tanjabar, Esrita Usman. PAN akan mengusung kembali H Bakri dan Herman Kadir yang masih menjabat sebagai Anggota DPR RI.

Figur calon DPR RI dari NasDem ada Agus S Roni, Ketua DPD NasDem Jambi. PDIP memunculkan nama Ihsan Yunus, cucu pertama Gubernur Jambi, Yusuf Singadekane. PPP juga menjagokan Elviana salah satu Anggota DPD RI Dapil Jambi dan banyak lagi figur terkenal lainnya yang akan maju ke Senayan tersebut.

Jago-jago politik lokal beradu dengan mereka yang masih baru namun punya jaringan politik dan terkenal, plus legislator incumbent yang akan kembali bertarung dipastikan menghadirkan persaingan yang sangat ketat dan sengit.

“Perebutan kursi DPR RI bakal sengit, karena banyak incumbent dan pendatang baru yang potensial, punya nama dan mantan penguasa. Makanya persaingan makin seru. Adu strategi akan jadi penting,” ujar Pengamat Politik Jambi, Nasuhaidi kepada harian ini kemarin.

Kemudian para tokoh yang bertarung ini juga mempunyai financial yang kuat. Tidak bisa dipungkiri, untuk melakukan pergerakan para calon legislator ini tentunya butuh kost politik.

“Jadi orang-orang yang punya kantong tebal untuk menjelajahi Provinsi Jambi itu sedikit diuntungkan. Semakin banyak wilayah yang dijelajah, semakin banyak kegiatan yang dilakukan tentu akan diuntungkan,” jelasnya.

“Kost politik inikan tidak harus melakukan money politik tapi biaya untuk melakukan gerakan-gerakan politik, untuk dilaturrahmi dengan masyarakat itukan butuh uang. Tapi yang lain juga tidak menutup kemungkinan, asalkan bisa mengemas strategi dengan baik, dengan dana terbatas juga mempunyai peluang,” sambungnya.

Sementara caleg incumbent, saat ini lebih rajin turun menyerap aspirasi masyarakat. Ia menilai, ini karena persaingan semakin berat, sehingga menjaga hubungan baik dengan konstituen harus dilakukan.

Persaingan sengit ini tidak hanya antar partai, tetapi juga antar Caleg dalam satu partai. Ini tentu membuat kader partai satu persatu mulai terpecah belah.

“Perebutan ditubuh partai jelas terjadi, kalau sudah di lapangan Caleg satu partai ini sudah bersaing. Tidak terlalu berafiliasi dengan organisasi yang mengusung mereka. Ini dampak demokrasi yang menggunakan suara terbanyak, sehingga segala cara dilakukan,” tukasnya.

Pengamat Politik Jambi lainnya, Jafar Achmad juga menyatakan hal yang senada. Menurutnya, perebutan jatah tujuh kursi untuk DPR RI akan berlangsung sengit. “Di Pemilu 2014 ini akan ada pertarungan sengit,” sebutnya.

Apalagi menurutnya, para Caleg yang maju ini selain incumbent, banyak juga mantan kepala daerah dan tokoh-tokoh yang mempunyai financial yang cukup mapan.

“Bagi Anggota DPR RI yang duduk, masyarakat kadang tidak merasa dampak langsung, karena hampir selalu bentuk kegiatan Anggota DPR RI itu berupa program dan banyak masuk lewat APBD maupun ke APBN. Sedangkan lawan-lawan ada mantan kepala daerah, orang-orang banyak yang telah merasakan dampak langsung terhadap mantan kepala daerah ini. Ini akan menjadi semacam ancaman atau orang yang harus diperhitungkan,” jelasnya.

Ditambahkannya, karena cakupan pemilihannya sangat luas, se-Provinsi Jambi. Jadi orang yang memiliki mobilitas tinggi akan mempunyai peluang yang besar. Dengan mobilitas tinggi ini akan banyak bertemu dan berinteraksi dengan orang.

“Semakin banyak ia berinteraksi dengan orang tentu ia akan semakin popular. Semakin popular semakin mudah ia untuk dipilih. Untuk mobilitas yang tinggi ini tentu harus mempunyai sumber dana yang cukup,” tandasnya.

Menurutnya, sumber dana sangat menentukan. Karena pemilih dalam jumlah yang banyak ini jarang terikat dengan satu orang. Dengan sumber dana yang besar, tentu mampu menggerakkan mesin politik, mampu untuk melakukan sosialisasi-sosialisasi dan pergerakan yang intens.

“Termasuk dalam mengikat pemilih. Macam-macam caranya, cukup dengan memberikan bantuan sembako, bantuan transportasi atau lainnya,” katanya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images