iklan Bandara Bungo
Bandara Bungo

JAMBIUPDATE.COM, JAMBI - Empat proyek pembangunan di Bandara Muara Bungo, Jambi, berbiaya Rp 52 miliar dari tahun anggaran 2012-2014, diduga berpotensi mengakibatkan kerugian negara hingga Rp 9 miliar.

Keempat proyek yang diduga mengakibatkan kerugian negara tersebut masing-masing tender pekerjaan pengawasan konstruksi pengembangan Bandara Muara Bungo tahun anggaran  2014. Kemudian,  tender pengadaan meubelair Bandara Muara Bungo dan tender  pekerjaan pengembangan sisi udara Bandara Muara Bungo tahun 2013. Serta pekerjaan penimbunan dan pemasangan tanah daerah tahun 2012.

Menurut Koordinator Divisi Investigasi ForumIndonesiauntuk Transparansi Anggaran (FITRA) Uchok Sky Khadafi, potensi muncul setelah dari data yang diperoleh memerlihatkan panitia tender memenangkan perusahaan yang bukan menawar dengan harga lebih rendah.

Misalnya pada lelang pekerjaan pengawasan konstruksi pengembangan Bandara Muara Bungo tahun anggaran  2014 yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Perhubungan (Ditjen Phb) Udara. Pemenang lelang PT Anugerah Kridapradana, dengan harga penawaran Rp 1,6 miliar.

"Padahal ada perusahaan yang penawarannya lebih rendah dan murah, tapi dikalahkan. PT Giritama Persada ajukan penawaran Rp 1,4 miliar. Sehingga potensi kerugian negara sebesar Rp 345 juta," katanya kepada JPNN di Jakarta, Kamis (16/10).

Kemudian di tahun 2013, Ditjen Phb Udara kementerian Perhubungan, diketahui juga mengadakan lelang pengadaan meubelair Bandara Muara Bungo dengan harga perkiraan sendiri (HPS) Rp.474,9 juta. Pemenang tender PT Anugerah Karya Bersama, dengan harga penawaran Rp 463,3 juta.

"Harga pemenang lelang ini terlalu tinggi dan mahal mengakibatkan ada potensi kerugian negara sebesar Rp 23 juta. Karena ada perusahaan yang penawarannya lebih murah dan rendah malahan dikalahkan, yaitu, CV Karya Putra Torpana, Rp 451,6 juta," katanya.

Di tahun 2013, Ditjen Phb Udara juga diketahui mengadakan lelang pekerjaan pengembangan sisi udara Bandara Muara Bungo, dengan HPS Rp 15,6 miliar. Pemenang lelang PT Mawatindo Road Construction dengan harga penawaran Rp 15,1 miliar.

"Ini juga terlalu tinggi dan mahal sehingga patut diduga mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp 1,3 miliar. Karena ada perusahaan yang menawarkan harga rendah dan murah, malahan dikalahkan. Seperti PT Rama Utama Mandiri (Rp 14,2 miliar) dan PT Idee Murni Pratama (Rp 14,5 miliar)," katanya.

Menurut Uchok, Ditjen Phb Udara Kemenhub tahun 2012 lalu juga mengadakan lelang pekerjaan penimbunan dan pemasangan tanah daerah RESA Bandara Muara Bungo dengan HPS Rp 34,1 miliar.

Pemangnya, PT Lince Romauli Raya dengan harga penawaran Rp 32,1 miliar. Padahal PT Adhi Karya mengajukan penawaran lebih rendah, yaitu Rp 26,8 miliar dan PT Glazintech Prima Selaras menawarkan Rp 31,7 miliar. Sehingga dalam lelang ini patut diduga negara berpotensi rugi hingga Rp 7,3 miliar.

(gir/jpnn)

 

 

 

 


Sumber: www.jpnn.com

Berita Terkait



add images