iklan Walikota Jambi SY Fasha memakaikan masker kepada siswa  sekolah di Kota Jambi
Walikota Jambi SY Fasha memakaikan masker kepada siswa sekolah di Kota Jambi

JAMBIUPDATE.COM, JAMBI-Niat baik Pemerintah Kota Jambi melindungi anak-anak atau pelajar dari dampak buruk asap ternyata tidak mendapat respon positif dari Dinas Pendidikan Provinsi Jambi.
Statement yang disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi menimbulkan reaksi keras dari Balai Kota.
Dalam pres release

Walikota Jambi melalui Sekretaris Daerah H. Daru Pratomo yang diterima jambiupdate.com Sabtu (03/10) mengatakan, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi tidak perlu mengancam dan menakut-nakuti Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota, apalagi menyampaikan statement yang bisa ditafsirkan beragam oleh anak-anak atau pelajar. "Yang paling tepat saat ini adalah bagaimana mencari solusinya agar anak-anak kita bisa belajar dengan baik tanpa harus membiarkannya melawan asap yang didalamnya banyak partikel beracun yang juga setiap hari mengancam mereka ketika menuju sekolah", ujarnya.

Daru juga mengatakan bahwa kebijakan meliburkan sekolah dalam suasana kabut asap ini adalah kebijakan yang diambil dengan penuh pertimbangan dan semuanya dilakukan untuk kebaikan anak-anak atau pelajar yang memang rentan akan bahaya asap.
"Ingat bahwa kekurangan jam belajar masih bisa dicarikan solusinya tapi kesehatan anak-anak harus lebih diutamakan, mengganti jam belajar lebih mudah daripada mengobati anak-anak yang sakit, kita menyiapkan kader penerus yang cerdas, pintar dan sehat, bukan pintar tapi sakit," tegasnya.

Daru menambahkan, seharusnya Dinas Pendidikan Provinsi membantu mencarikan solusi bagaimana mengatasi force majeure ini bukan malah memarahi Kabupaten / Kota yg meliburkan siswa-siswinya.
"Sebagai kepanjangtangan pemerintah pusat harusnya Pemprov melalui Dinas Pendidikan melakukan komunikasi untuk mendapatkan dispensasi bagi beberapa Kabupaten / Kota se-Provinsi Jambi yang terdampak bencana asap, karena ada Permen Dikbud terkait jumlah jam belajar yang menjadi syarat untuk kelulusan dan kenaikan kelas," tambahnya.

Dia juga menjelaskan meliburkan siswa-siswi itu adalah pilihan terakhir yang diputuskan setelah mempertimbangkan tingkat ISPU dan dampaknya bagi para pelajar yang memang rentan dengan bahaya kabut asap.
"Setiap hari kami mengevaluasi nilai ISPU dan menganalisanya dengan berbagai instansi terkait, termasuk Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan. Kami juga memantau kondisi udara dan melihat secara visual kondisi kabut asap, baru mengeluarkan kebijakan tersebut," jelasnya.

Menetapkan sekolah diliburkan pun tidak seragam karena didasarkan atas kategori ISPU, Sekda menjelaskan sebelumnya pihaknya telah mengadakan rapat yang dipimpin oleh Walikota Jambi dengan seluruh Kepala Sekolah negeri dan swasta, serta berbagai instansi terkait termasuk Dewan Pendidikan, yang kemudian sepakat memutuskan kebijakan dalam penetapan kategori libur sekolah dalam kondisi bencana asap ini."Untuk nilai ISPU diatas 100 - 200 yang libur hanya TK/PAUD, untuk ISPU 200 - 299 yang libur TK/PAUD dan SD Kelas 1 - 3, untuk ISPU diatas 300 baru semua tingkatan diliburkan, jadi sangat ketat dan toleran sekali tidak tidak asal meliburkan," jelasnya.

Daru Pratomo juga menjelaskan bahwa Walikota sudah melakukan komunikasi di Kementerian, terkait dengan peliburan siswa sekolah serta para guru. Walikota Jambi mewakili semua Kabupaten / Kota yang masalahnya sama (bencana asap-red), doakan saja semoga kita diberikan dispensasi," pungkasnya. (hms/*)


Berita Terkait



add images