iklan Ilustrasi.
Ilustrasi.

JAMBIUPDATE.COM, JAMBI Ratusan desa yang ada di Provinsi Jambi teridentifikasi rawan konflik. Ini diasmpaikan oleh Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Provinsi Jambi. Setidaknya, ada 300 desa di Provinsi Jambi yang diidentifikasikan rawan bencana dan konflik ekologi sosial.

Kami akumulasikan sekitar 300 desa yang rawan bencana dan konflik ekologi karena berada di sekitar areal perusahaan yang rentan terhadap pengaruh industri di pabrik itu," kata Manager Advokasi Walhi Jambi, Rudiansyah.

Menurutnya, faktor yang mempengaruhi terjadinya bencana dan konflik ekologi sosial itu salah satunya aspek-aspek pembangunan yang dilakukan oleh perusahaan. Hal itu dirasa tidak sesuai dengan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik industri. 

"Aspek-aspek pembangunan untuk kesejateraan sangat mempengaruhi terjadinya konflik. Karena masyarakat menilai kontribusi yang diberikan tidak ada, ini yang bisa memicu terjadinya konflik ekologi sosial," katanya.

Selain itu, kasus sengketa lahan masyarakat petani di desa juga menjadi pemicu terjadinya konflik antara masyarakat dengan perusahaan. Berdasarkan hasil pemetaannya, Rudi merincikan, di wilayah hilir yang meliputi kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur sebanyak 133 desa berpotensi berkoflik dengan perusahaan. Baik itu perusahaan pertambangan, perkebunan serta perusahaan hutan tanaman indsutri.

Sementara di wilayah tengah yang meliputi Kabupaten Bungo, Tebo dan Batanghari ada sekitar 100 desa yang juga berpotensi dari konflik ekologi sosial. Dia menambahkan, di wilayah hulu berbeda dengan wilayah lainnya, yakni hanya 60 desa yang berpotensi terjadi bencana dan konflik ekologi sosial. Karena tata perencanaan perizinan perusahaan di daerah itu masih baik. 

"Untuk di wilayah hulu Provinsi Jambi masih sedikit karena dari sisi perencanaan masih tertata dengan baik," sebutnya. (hfz)


Berita Terkait



add images