iklan Ilustrasi korban gempa Lombok, NTB. (Dery Ridwansah/JawaPos.com)
Ilustrasi korban gempa Lombok, NTB. (Dery Ridwansah/JawaPos.com)

JAMBIUPDATE.CO - Korban meninggal dunia akibat gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) terus bertambah. Beberapa yang sebelumnya tidak terdata kini sudah di laporkan dan beberapa lainnya berhasil dievakuasi dari reruntuhan.

"Hingga H+5 tercatat 321 orang meninggal dunia," Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan singkat, Jumat (10/8).

Rinciannya, Kabupaten Lombok Utara 273 orang, Lombok Barat 26 orang, Lombok Timur 11, Kota Mataram 7, Lombok Tengah 2, dan Kota Denpasar 2 orang. "Sebanyak 321 orang meninggal tersebut semuanya sudah diverifikasi," imbuhnya.

Adanya laporan-laporan tambahan jumlah korban meninggal dunia yang terus berdatangan kata Sutopo masih dilakukan verifikasi. "Artinya jumlah korban meninggal dunia lebih dari 321 orang. Namun masih memerlukan verifikasi," kata dia.

Sementara itu, pengungsi sebanyak 270.168 jiwa tersebar di ribuan titik. Jumlah pengungsi juga diperkirakan bertambah mengingat belum semua terdata dengan baik.

Di beberapa tempat dilaporkan masih terdapat pengungsi yang belum menerima bantuan terutama di Kecamatan Gangga, Kayangan, dan Pemenang yang berada di bukit-bukit dan desa terpencil. Untuk mengatasi ini sejak kemarin, distribusi bantuan menggunakan 3 helikopter dari BNPB dan Basarnas.

Bantuan dari darat juga terus disalurkan. Bahkan melibatkan banyak relawan dari komunitas pecinta mobil dan masyarakat yang memiliki kendaraan. "Dapur umum dan pos kesehatan banyak yang didirikan untuk melayani pengungsi," tambah dia.

Data sementara kerusakan rumah mencapai 67.875 unit rumah. Dari hasil analisis citra satelit terlihat kerusakan bangunan masif terjadi di Kabupaten Lombok Utara. Hampir 75 persen permukiman hancur dan rusak.

Kerusakan fisik meliputi 67.857 unit rumah rusak, 468 sekolah rusak, 6 jembatan rusak, 3 rumah sakit rusak, 10 puskesmas rusak, 15 masjid rusak, 50 unit mushola rusak, dan 20 unit perkantoran rusak. "Angka ini juga sementara," kata Sutopo.

Lebih lanjut dia menuturkan, kerugian dan kerusakan akibat gempa 6,4 SR dan 7 SR di NTB dan Bali diperkirakan lebih dari 2 trilyun rupiah. Kerugian dan kerusakan ini meliputi sektor permukiman, infrastruktur, ekonomi produktif, sosial budaya dan lintas sektor. "BNPB masih melakukan hitung cepat untuk menghitung kerugian ekonomi," pungkasnya.

(dna/JPC)


Sumber: www.jawapos.com

Berita Terkait



add images