iklan

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI - Pimpinan Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan Sutan Adil Hendra (SAH) mengatakan kebiasaan menulis dan menghasilkan karya tulis dalam bentuk buku dikalangan guru sebagai bagian dari program Gerakan Literasi Nasional. Pernyataan ini disampaikan ketika menghadiri acara Diseminasi Literasi Nasional yang dilaksanakan oleh Kantor Bahasa Provinsi Jambi

Dalam acara yang dilaksanakan di Grand Hotel Jambi (26/10) tersebut SAH mengatakan pendidikan dan literasi merupakan dua hal yang sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dan merupakan suatu kebutuhan bagi setiap individu, pelaksanaan pendidikan dalam upaya menumbuhkan budi pekerti siswa , pemerintah melalui Kemendikbud meluncurkan suatu gerakan literasi Sekolah, gerakan ini bertujuan agar warga sekolah (terutama guru dan siswa) memiliki budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat.

Karena menurutnya Gerakan Literasi Sekolah (GLS) menjadi topik yang paling hangat didunia pendidikan di Indonesia, gencar diserukan di berbagai daerah di seluruh pelosok tanah air. Gerakan literasi menjadi menjadi suatu program yang harus diterapkan disetiap jenjang pendidikkan. Tujuan dari gerakan literasi ini meningkatkan budaya membaca dan menulis bagi seluruh warga sekolahhal ini dapat menumbuhkembangkan budi pekerti, menumbuhkan akhlak mulia.

Dalam kesempatan itu Anggota Fraksi Partai Gerindra DPR RI menjelaskan menilai dari pelaksanaan dilapangan pada saat sekarang pembiasaan literasi ini masih berfokus kepada siswa, mengapa demikian pada prakteknya siswa di setiap jenjang pendidikan diharuskan membaca buku sebelum pelajaran dimulai, buku-buku yang dibaca pun bebas boleh fiksi maupun non fiksi, penerapan litersi ini sebenarnya sudah dilakukan sesuai juknis pelaksanaan GLS, dimana siswa diharapkan membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai dan bahan bacaan selain buku pelajaran, semua itu tidak menyalahi gerakan literasi itu sendiri.

Apakah itu gerakan literasi yang diharapkan ?

Literasi bukan hanya sekedar membaca juga kemampuan menulis,guru adalah sosok yang selalu di gugu dan di tiru, guru juga tolok ukur suatu bangsa, dalam gerakan literasi ini guru sebagai indikator keberhasilan gerakan literasi itu sendiri. Pembiasaan dan pembelajaran literasi di sekolah adalah tanggung jawab semua guru. Sudah selayaknya setiap guru memiliki kesadaran membudayakan litersi pada dirinya dengan cara mengasah kemampuan menyampaikan ide-ide, gagasan dalam bentuk tulisan.

Bahkan untuk mendukung gerakan literasi ini SAH mengatakan guru harus mengajar di depan kelas dengan metode, model dan segala strategi yang baik, namun saat ini pengembangan profesional guru dalam hal literasi perlu ditingkatkan. Selain mengajar guru profesional adalah guru yang bisa menciptakan karya nyata, berinovasi dan menjawab tantangan masa depan dengan karyanya, pungkasnya. (aiz)


Berita Terkait



add images