iklan

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- Pada 28 Oktober tahun ini, tepat sudah 91 tahun sekelompok pemuda dari berbagai organisasi kepemudaan nasional berikrar untuk bertumpah darah satu, berbangsa satu dan menjunjung bahasa persatuan yang satu.

Sumpah Pemuda itu lahir dari Kongres Pemuda Kedua di Jakarta yang kemudian diperingati sebagai sebuah bukti peran sentral anak-anak muda bangsa ini dalam menetapkan pondasi berdirinya negara Indonesia. Setelah 91 tahun berlalu, Sumpah Pemuda terus dicari relevansinya dengan konteks kekinian.

Ihsan Yunus, Anggota DPR, Fraksi PDIP, Dapil Jambi, coba merfleksikan pendapatnya tentang momentum bersejarah Sumpah Pemuda ini. Bung Karno sudah pernah katakan berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncankan dunia. Di Al-Quran juga ada kisah Ashhabul Kahfi, tentang sekelompok anak muda yang berintegritas secara moral dan teguh imannya. Berbagai catatan sejarah membuktikan peran sentral pemuda di dalamnya, ujar Ihsan.

Indonesia, kata Ihsan, sedang menikmati masa-masa bonus demografi sampai 10-15 tahun ke depan, bahkan lebih. Di piramida penduduk, jumlah penduduk muda (16 40 tahun) bisa dikatakan yang terbesar. "Baru-baru ini saya menjadi pembicara di depan anak-anak muda, membahas soal pentingnya ekonomi digital yang banyak digiatkan anak-anak muda. Saya juga tengah duduk menyusun RUU Kewirausahaan yang mendorong anak-anak muda membuka usaha startup dengan berabagai insentif dari pemerintah," sebutnya.

Untuk itu, pemuda diminta jangan ragu untuk berinovasi. Karena Negara  sadar peran sentral pemuda dalam pembangunan ekonomi. "Pemerintah pasti terus berupaya mendorong pemuda memegang peran sentral dalam berbagai bidang, tukasnya. (aiz)


Berita Terkait



add images