iklan Nelayan saat menggunakan cantrang.
Nelayan saat menggunakan cantrang. (Foto: net)

JAMBIUPDATE.CO,  JAKARTA – Insiden tumpahan minyak PT Pertamina (Persero) pada Jumat (12/7) di Perairan Karawang, Jawa Barat, banyak merugikan berbagai pihak, terutama para nelayan.

Sekjen Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara), Susan Herawati menghitung total jumlah kerugian nelayan diperkirakan mencapai Rp500 juta.

“Kerugian belum termasuk perempuan nelayan, penjual ikan, dan pedagang di sekitar pesisir yang mata pencahariannya juga ikut hilang akibat tumpahan minyak Pertamina di Karawang,” katanya kepada Fajar Indonesia Network (FIN), kemarin (13/8).

Pengamatan Herawati, banyak nelayan di sekitar ikut membantu membersihkan limbah dan tumpahan minyak. Hal itu dilakukan agar mereka kembali menangkap ikan.

“Memang mendapatkan honor harian dari Pertamina. Tapi jumlahnya tidak banyak, tidak sebanding dengan ribuan nelayan yang ikut terdampak,” ujar Susan.

Dia mendesak Pertamina untuk memberi ganti rugi para nelayan yang terkena dampak tumpahan minyak. Sebab mereka sudah sebulan lebih tidak memberikan nafkah materi untuk keluarganya.

Selain itu, Susan juga meminta tim investigasi pihak terkait segera menghitung kerugian masyarakat yang terkena dampak tumpahan minyak.

“Kami tidak mau terjebak sebatas pemberian kompensasi, harus ada investigasi yang melibatkan kepolisian dan banyak unsur lintas kementerian agar nantinya kejadian serupa tidak terulang lagi,” ucap Susan.

Tak hanya itu, dia melihat Pertamina terkesan tertutup terhadap insiden tumpahan minyak ini.

“Kita tidak pernah lihat standar operasional prosedur mereka seperti apa. Banyak pihak lintas kementerian dan lembaga harus terlibat melakukan investigasi. Jadi Pertamina harus terbuka terhadap publik runtutan kejadiannya, jangan resisten,” tegas Susan.


Berita Terkait



add images