‘’Pagi tadi kabut asap sangat tipis bahkan tak terlihat, hingga siang hari kondisinya sama, sore ini mulai pekat lagi tapi sebentar kemudian timbul lagi terbawa angin.
Walapun demikian kita tetap melakukan pengecekan udara di beberapa titik dan hasilnya besok rabu,’‘ paparnya.
Dengan alasan ini juga pihak Dinkes belum mengeluarkan edaran untuk meliburkan siswa sekolah. Karena dari laporan program pengendalian ISPA cenderung turun. Tidak ada peningkatan.
Pada bulan Juli tercatat ada 3.164 penderita ISPA, pada bulan Agustus tercatat ada 3.711 dan pada minggu pertama bulan september tercatat ada 913.
Dampak kabut asap ternyata juga dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Batanghari beberapa hari terakhir ini, hal itu dibuktikannya dengan jarak pandang yang mulai terganggu, tidak hanya itu mata pun sudah mulai merasakan sakit akibat udara yang tidak sehat.
Salah satu warga Muara Bulian Bambang mengatakan bahwa saat ini ia khawatir dengan kondisi cuaca yang sangat berbahaya, apalagi saat ini anak-anak masih bersekolah.
"Iya kita sangat khawatir dengan anak-anak yang sekolah, apalagi aktifitas mereka kadang banyak di luar, sekarang kondisi anak sudah mulai batuk-batuk,"ujar Bambang.
Bambang berharap kepada Pemerintah Kabupaten Batanghari untuk segera mencari solusi, dan jangan sampai menimbulkan banyak korban.
"Di kabupaten tetangga sudah ada yang diliburkan bagi perserta didik, jadi jangan sampai menimbulkan banyak korban baru diliburkan,"ujarnya.
Sementara itu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Batanghari mengatakan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) Batanghari belum begitu berbahaya, namun masuk kategori sedang.
"Hal ini dibuktikan dari hasil pemantauan tanggal 7-8 September 2019," ungkap Kasi Pengendalian Pencemaran Lingkungan DLH Batanghari Dodi Martarinaldo,kemarin Selasa (10/09).
Dari pemantau DLH Batanghari, diterangkanya, data kualitas udara dengan metode High Volume Air sample (HVAS) berada pada kisaran PM10 90,84 dengan kategori sedang.
Kebakaran hutan sangat berdampak terhadap Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). Sedangkan kondisi kabut asap lebih dominan terjadi pada pagi dan sore hari.
"Kumpulan asap sangat jelas kelihatan pada pagi dan sore hari. Kalau siang hari tidak begitu berdampak, mungkin karena terbawa hembusan angin," ujarnya.
Kualitas udara masuk kategori berbahaya apabila berada di angka 100-200.
Sedangkan apabila di atas 200, statusnya sudah sangat berbahaya sekali. Kondisi kabut asap pekat dengan status sangat berbahaya pernah terjadi pada 2015 lalu.
Proses kerja HVAS bisa mendapatkan data dalam kurun waktu 24 jam. Dinas LH Kabupaten Batanghari melakukan pemasangan alat dari jam 3 sore sampai jam 3 sore berikutnya, setelah itu baru bisa dapat datanya. (hfz/lan/sun)