iklan

Kebijakan Biden berupaya untuk mencapai jalan tengah antara upaya Trump, serta mantan presiden AS Barack Obama, yang menolak keterlibatan diplomatik yang serius dengan Korea Utara kalau Pyongyang tidak melakukan langkah apa pun untuk mengurangi ketegangan.

Gedung Putih dan Kementerian Luar Negeri AS belum mengomentari pernyataan terbaru Korea Utara.

Dalam pernyataan lain pada Minggu, Kim Yo Jong, seorang pejabat senior di pemerintahan dan saudara perempuan pemimpin Kim Jong Un, dengan tajam mengkritik Korea Selatan karena gagal menghentikan para aktivis pembelot untuk meluncurkan selebaran anti Korea Utara.

Sebuah kelompok aktivis di Korea Selatan mengatakan pada Jumat (30/4) bahwa mereka telah menerbangkan balon-balon ke Korea Utara, yang membawa uang kertas dan selebaran yang mengecam pemerintah di Pyongyang.

Mereka tidak mengindahkan undang-undang yang baru-baru ini diberlakukan yang melarang aksi tersebut setelah dikeluhkan oleh Korea Utara. “Kami menganggap manuver yang dilakukan oleh para pembelot di (Korea) Selatan sebagai provokasi serius terhadap negara kami dan akan mempertimbangkan tindakan yang sesuai,” kata Kim Yo Jong.

Tahun lalu, Korea Utara meledakkan kantor penghubung antar-Korea di Kaesong, Korea Utara, setelah Kim Yo Jong memimpin gerakan untuk mengkritik peluncuran selebaran tersebut.

Pada 21 Mei, Biden akan mengadakan pertemuan pertamanya dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, yang mendorong lebih banyak kontak dengan Korea Utara.

Upaya Moon terganjal oleh kegagalan pembicaraan denuklirisasi di bawah kepemimpinan Trump, yang menerapkan sanksi yang menghalangi sebagian besar hubungan ekonomi dengan Korea Utara.

Skeptisisme Biden terhadap pertemuan pribadi dengan Kim, dan fokus baru pemerintahannya untuk menyoroti pelanggaran hak asasi manusia Korea Utara, menghadirkan rintangan baru bagi Moon saat ia berusaha membuat kemajuan dengan Pyongyang di tahun terakhir masa kepresidenannya. (ant/jpnn/fajar)


Sumber: www.fajar.co.id

Berita Terkait



add images