iklan

“Data AS yang lemah memang membantu menenangkan kekhawatiran yang meningkat tentang pelarian inflasi dan taruhan bahwa Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diharapkan,” tuturnya.

Presiden Fed Dallas Robert Kaplan pada hari Jumat memperingatkan kenaikan mengkhawatirkan dalam ekspektasi inflasi AS, karena ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja dan barang memberikan tekanan ke atas pada harga. Namun, Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan bahwa kebijakan Fed saat ini berada di posisi yang baik. Pejabat lain dari bank sentral, termasuk Wakil Ketua Fed Richard Clarida dan Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic, juga akan berbicara akhir pekan ini.

“Investor sekarang menunggu risalah dari pertemuan terakhir Federal Reserve AS, yang dijadwalkan pada hari Rabu, dengan Reserve Bank of Australia menerbitkan risalahnya sendiri sehari sebelumnya,” tuturnya.

Sementara dari dalam negeri, pelaku pasar terus memantau perkembangan kasus Covid-19 di dalam negeri. Secara angka, diakui kasus covid-19 melandai. Namun masuknya berbagai varian mutan dan adanya fenomena mudik meski dilarang, jelas patut untuk diwaspadai.

“Minggu ini ada gelombang arus balik. Banyak yang khawatir jika masyarakat yang nekad mudik hanya akan menjadi super spreader. Ini bahaya! Jika berkaca pada India keteledoran harus dibayar dengan mahal. Singapura, Thailand sudah di lock down selama 1 bulan ke depan, Malaysia di lakukan locdown antara kabupaten. Indonesia harus tetap siaga agar wabah varian tidak menyebar dan perlu adanya kerjasama antara Pemerintah dan masyarakat yang melakukan mudik lebaran,” tegasnya.

Kemudian untuk perdagangan esok hari, Ibrahim memprediksi rupiah diperkirakan masih dalam laju trend penurunan. “Mata uang rupiah kemungkinan dibuka dan ditutup melemah di rentang Rp14.270 – Rp14.330 per dolar AS,” pungkasnya. (git/fin)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images