iklan Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurrachman
Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurrachman (Net)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Hingga saat ini, Presiden Joko Widodo belum juga mengirimkan nama calon Panglima TNI ke DPR RI. Padahal masa pensiun Marsekal TNI Hadi Tjahjanto tinggal menghitung hari. Tepatnya pada November 2021. Yang menarik, Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurrachman disebut-sebut berpeluang menjadi Panglima TNI.

Pengamat Komunikasi Politik dan Militer Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Slamet Ginting menyebut pergantian Panglima TNI diduga kuat diwarnai dinamika politik. Ada tarik menarik kepentingan di balik suksesi orang nomor satu di jajaran TNI. Dia memprediksi Jokowi akan melakukan reshuffle kabinet pada bulan ini.

“Dalam reshuffle kabinet nanti, apakah ada dari tiga kepala staf angkatan atau Panglima TNI masuk ke jajaran kabinet atau tidak. Jika ada, ini akan mempengaruhi,” ujar Slamet dikutip dari akun YouTube Hersubeno Point, Rabu (13/10).

Menurutnya, Jokowi akan bertanya ke sejumlah orang untuk mencari calon Panglima TNI. Sepeti kepada Megawati Soekarnoputri dan Luhut Binsar Pandjaitan. Selanjutnya orang yang diajak bicara adalah Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto. Sebab, Panglima TNi akan bekerja sama dengan Menhan. Setelah itu, Jenderal TNI (purn) Wiranto yang kini di Wantimpres.

Pergantian Panglima TNI, lanjut Slamet, terkait dengan rencana proses pergantian kepemimpinan di 2024. Dalam berbagai survei, ada empat tokoh militer yang digadang-gadang sebagai capres. Mereka adalah Prabowo Subianto, Agus Harimurti Yudhoyono, Gatot Nurmantyo dan Andika Perkasa. “Nah, posisi Andika Perkasa ini menjadi tanda tanya. Apakah akan diplot menjadi Panglima TNI atau masuk dalam kabinet,” paparnya.

Jika suara Andika Perkasa terus mencuat di survei, bukan tidak mungkin dirinya akan menjadi kandidat kuat sebagai cawapres Puan Maharani. Sebab, jika Puan disandingkan dengan Prabowo Subianto, maka Puan akan menjadi nomor dua.

“Kalau dengan Gatot dan AHY kayaknya tidak mungkin. Jadi kemungkinannya dengan Andika Perkasa. Ini yang menjadi tarik menarik kepentingan,” terangnya.

Jika Andika masuk dalam kabinet, posisinya kemungkinan akan menjadi Kepala Staf Kepresidenan (KSP) menggantikan Jenderal TNI (purn) Moeldoko.

“Sudah ramai isu bahwa Moeldoko akan dicopot sebagai KSP. Posisi ini kemungkinan akan ditempati Andika Perkasa jika tidak terpilih sebagai Panglima TNI,” urainya.

Namun, lanjut Slamet, bukan berarti Moeldoko akan disingkirkan tanpa jabatan. Mantan Panglima TNI itu tetap masuk kabinet dengan posisi menteri.

Untuk mencari figur Panglima TNI, bukan cuma loyalitas. Faktor kedekatan dengan presiden sangat berpengaruh. Dari tiga kepala staf angkatan, Andika paling dekat dengan Jokowi. Karena Andika pernah menjadi Danpaspampres. “Apabila dilihat relasi politiknya, Andika sangat diuntungkan,” imbuh Slamet.

Dikatakan, masa peralihan membutuhkan stabilitas politik yang stabil. Biasanya diperlukan adalah tokoh dari Angkatan Darat. Sebab, AD mempunyai basic teritorial yang baik.

“Ketika posisi Hadi Tjahjanto dibiarkan sampai hampir empat tahun, ada kecendrungan Jokowi mengulur-ulur waktu untuk Andika jadi Panglima TNI,” tuturnya.

Apabila benar Andika masuk kabinet, maka KSAD yang baru berpeluang menjadi Panglima TNI. Calon kuatnya adalah Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurrachman.


Berita Terkait



add images