Rinciannya, Januari sebanyak 102.609, Februari 104.638, Maret 119.734, April 109.705, Mei 99.130, dan Juni 102.475 kasus.
Menurut Ngabila pola kasus ISPA akan sama dari tahun ke tahun yakni mulai meningkat pada September lalu, puncak di Oktober sampai November dan mulai kembali turun sesudah Maret.
"Tidak ada kenaikan kasus ISPA yang bermakna sejak bulan April sampai Juli 2023," sambung dia.
Sedangkan, menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia terjadi peningkatan kasus penyakit saluran pernapasan (ISPA) pada 2023 dibandingkan 2022.
"Ini kondisi yang kita lihat kurang lebih seperti era sebelum COVID-19 di 2019-2018. Di 2020-2021, penyakit memang mungkin mayoritas mengalami COVID-19, untuk saluran napas akut, 2022 mulai sedikit meningkat, di 2023 meningkat, dan kembali polanya seperti pada era 2019-2018," jelas Dwi. (*)
Sumber: fajar.co.id