Bagi sebagian besar dari 2,3 juta orang yang tinggal di Jalur Gaza, memanfaatkan penghentian serangan udara dan artileri yang hampir terus-menerus selama 7 pekan terakhir, untuk bergerak dengan aman, melihat kehancuran yang terjadi, dan mencari akses terhadap bantuan.
Di pasar terbuka dan depot bantuan, ribuan orang mengantri untuk mendapatkan bantuan yang mulai mengalir ke Gaza dalam jumlah lebih besar sebagai bagian dari gencatan senjata.
Sejak Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di kota-kota Israel pada 7 Oktober hingga menewaskan 1.200 orang, respons Israel merupakan serangan paling berdarah dan paling merusak yang pernah terjadi di daerah kantong Gaza sepanjang 40 km.
Pejabat kesehatan Palestina di wilayah yang dikuasai Hamas mengatakan pemboman tersebut telah menewaskan lebih dari 14.000 orang, 40% di antaranya adalah anak-anak, dan meratakan sebagian besar kawasan pemukiman. Mereka mengatakan ribuan jenazah mungkin masih tertinggal di bawah reruntuhan, namun jumlah korban tewas belum tercatat secara resmi.