iklan
"Debat publik ini merupakan medium engagement capres dan warga negara, sehingga gagasan-gagasannya bisa jangkau. Para capres tidak lagi bermain gimmick politik, yang tidak mencerdaskan pemilih," ungkapnya.

Pengamat Politik UIN Makassar Firdaus Muhammad, juga melihat ketiga pasangan capres-cawapres sudah memiliki pengalaman debat sebelumnya. Tentu mereka telah memiliki penguasaan panggung dan adaptasi kemampuan capres lainnya. Maka pada debat mendatang, paling penguasaan materi semua tema meliputi pertahanan, keamanan, hubungan internasional dan geopolitik.

"Tampaknya Prabowo menguasai bidang itu, tapi juga bisa diserang lawan yang kritik kinerjanya dalam bidang tersebut. Selain harus hindari kesalahan sekecil apapun, baik komunikasi verbal, pilihan diksi dan narasi maupun gesturenya," tambahnya.

Pengamat Politik Unhas, Andi Lukman Irwan menilai debat ketiga ini merupakan tantangan tersendiri bagi para kandidat. Sebab mereka dituntut lebih jeli, efektif dan menguasai secara tuntas materi sesuai tema yang ada.

”Debat nanti tentu menjadi tantangan bagi para kandidat, khususnya dalam hal menyampaikan program. Mereka harus mampu menyampaikan gagasan dengan efektif,” kata dia.

Namun tema ini bisa menjadi bumerang bagi Prabowo. Mengingat kondisi pertahanan juga tidak 100 persen baik. Sehingga, hal itu juga bisa menjadi titik lemah atas berbagai kekurangan yang terjadi di sektor pertahanan saat ini.

"Ini bisa menjadi titik lemah Pak Prabowo dengan posisi yang sekarang,” bebernya. (*)


Sumber: fajar.co.id

Berita Terkait



add images