iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Pixabay)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA - Tingginya harga daging dan telur ayam saat ini disinyalir karena panjangnya rantai distribusi yang cukup panjang. 

Pasalnya, dari kandang, daging dan telur harus melalui broker kemudian pengecer sebelum bisa sampai ke tangan konsumen.

Per Minggu 28 Agustus 2022 tercatat, harga daging ayam di sejumlah pasar tradisional mencapai Rp34 - 35 ribu per kilogram. 

Sementara harga telur ayam masih bertahan di angka Rp27-28 ribu per kilogram. Harga tersebut terpaut jauh dari harga daging dan telur ayam di kandang.

Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jawa Tengah, Pardjuni mengatakan selisih harga kandang dan pasar mencapai hampir dua kali lipat.

"Harga telur dari peternak sekitar Rp26.500 sampai Rp27 ribu. Kalau daging saat ini mungkin hanya sekitar Rp17 ribu sampai Rp17.500," kata Pardjuni dalam keterangannya, dikutip Senin 29 Agustus 2022.

Selisih harga yang cukup jauh itu, kata Pardjuni, disebabkan karena rantai distribusi daging dan telur yang cukup panjang. 

Di samping itu, ia juga menyebut para pedagang sering memanfaatkan kesempatan saat harga daging dan telur ayam di tingkat kandang murah.

"Pedagang itu begitu harga murah, mereka biasanya ambil marginnya tinggi," ungkapnya.

Sebagi contoh, saat ini harga ayam dari kandang yang hanya di kisaran Rp 17 ribu. Namun harga daging di tingkat konsumen bisa mencapai Rp 35 ribu. 

"Harga tersebut jauh di atas harga wajar, sebenarnya di angka Rp30 ribu," ujarnya.

Dengan demikian, Pinsar Jawa Tengah mengaku siap bekerja sama dengan Pemerintah untuk memotong rantai distribusi tersebut. 

"Kalau ada permintaan untuk memperpendek jarak dari peternak ke masyarakat kita juga siap," pungkasnya.


Berita Terkait



add images