iklan
HONGKONG, Dari sekitar 60 ribu jiwa orangtua lanjut usia yang tersebar di 570 panti jompo di Hongkong, saat ini mayoritas ditangani tenaga perawat yang berasal dari Cina. Namun besarnya jumlah orangtua lanjut usia yang ada, belum sebanding dengan tenaga perawat yang tersedia.

Kondisi ini menurut Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Moh Jumhur Hidayat, membuka peluang bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

"Karena masih kekurangan 2.000 tenaga perawat. Diharapkan peluang ini diisi TKI sektor formal berlatarbelakang keperawatan atau mantan TKI rumah tangga di Hongkong yang terlatih," ujar Jumhur  dalam keterangan pers tertulisnya, usai berdialog dengan agensi perekrut TKI asal Hongkong di Gedung Konsulat Jenderal RI Hongkong, Kamis (28/11).

Menurut Jumhur jumlah 2.000 kebutuhan perawat tersebut merupakan permintaan tahap pertama yang akan disusul dengan keperluan lebih besar lagi untuk tahap susulan. Dimana dalam penyalurannya akan dilakukan lewat skema perjanjian private to private yang melibatkan kerjasama Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) dengan agensi penyalur TKI di Hongkong.

"Prinsipnya yang menjadi ujung tombak adalah kedua pihak swasta. Sementara BNP2TKI berperan mengawasi ataupun menetapkan kategori terhadap kualifikasi TKI yang dibutuhkan tersebut," ujarnya.
--batas--
Menurut Jumhur, untuk sektor pengasuhan lansia di Hongkong, syarat utama harus menguasai Bahasa China Kantonis, sesuai permintaan agensi penyalur. Karena rata-rata lansia yang ada tidak mampu berkomunikasi dalam bahasa asing lainnya, termasuk Inggris.

"Jadi penguasaan Bahasa Kantonis itu akan disyaratkan ke dalam sertifikasi calon TKI perawat lansia Hongkong yang dikeluarkan pemerintah Indonesia. Di samping tentunya harus memiliki syarat pelatihan dan pengalaman memadai untuk pekerjaan keperawatan," katanya.

Karena itu ia berharap para TKI yang tertarik ingin menjadi perawat lansia di Hongkong dapat memelajari bahasa Kantonis dengan sungguh-sungguh. Sebab dari segi penghasilan yang ditawarkan cukup memadai.

Menurut Jumhur, para TKI perawat lansia nantinya akan dikontrak antara 2-3 tahun, dengan gaji berkisar 10 ribu dolar Hongkong (HKD) atau setara Rp 15 juta per bulan.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images