iklan Rumah pengering meningkatkan kualitas produksi.
Rumah pengering meningkatkan kualitas produksi.
Tak diragukan lagi, kualitas pinang dan kopi yang ada di Tanjabbar menjadi salah satu komoditi unggulan di Provinsi Jambi. Pasalnya, dua komoditai  ini telah di ekspor ke Negara Singapura dan Malaysia.  Bahkan,setiap tahun produksinya terus meningkat. Di tahun 2013 saja, hasil dari produksi kopi Kabupaten Tanjabar mencapai 1.287 ton, sedangkan untuk produksi  Pinang 9.712 ton.

Kopi Liberika Komposit merupakan varietas kopi terbaik yang dihasilkan oleh Wilayah Tanjung Jabung Barat. Varietas kopi yang disebut-sebut memiliki rasa yang berbeda dengan kedua jenis kopi yang dikenal masyarakat yakni, Arabika dan Robusta.

Komsin, petani kopi dan pinang di Kecamatan Betara mengatakan, harga komoditas ini terus alami kenaikan dalam kurun waktu belakangan. “Kalau sekarang harga kopi Liberika sudah di angka Rp 37.000 per kilonya. Sedangkan untuk harga pinang kualitas kering harganya sekitar Rp 6.000,” tuturnya.

Kendala yang selama ini dialami oleh petani yakni memang masih  tentang masalah pengolahan. Padahal,  untuk komoditi ekspor, tentunya harga yang diberikan dilihat dari segi kualitas. Para petani sekitar masih menggunakan cara tradisional untuk mengolah kopi dan pinang. Penjemuran dilakukan dengan cara dihamparkan di pekarangan dengan menggunakan terpal. Sayangnya, cara ini tidaklah efisien dan berimbas terhadap kualitas yang dihasilkan.
--batas--
Untuk memecah biji kopi, petani masih menggunakan alat tradisional. Sayangnya, selain membutuhkan waktu yang lama, alat tradisional ini dapat merusak tekstur biji kopi dalam. “Imbasnya kalau biji kopi hancur, maka hasilnya kopi bisa hitam karena mengandung air dan harganya turun,” tuturnya.

Pun setelah di dipecah dengan menggunakan  alat tradisional,  kulit kopi belum pisah dari bijinya. Belum lagi lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kopi dengan kualitas kering, di kondisi cuaca normal, 1 minggu belum cukup untuk mendapatkan kopi dengan kualitas kering.

Namun, setelah dibandingkan dengan menggunakan bantuan alat yang diberikan Bank Indonesia, hasilnya sangat menunjukkan perbedaan. Alat yang didesain khusus ini selain dapat memisahkan kopi langsung dari kulitnya juga tidak memecah biji kopi dalamnya.

Selain itu dari segi efisiensi waktu, hanya dibutuhkan waktu 3  hingga 4 hari untuk mendapatkan kopi dengan kondisi kering.  Tentu saja selain dapat menghemat waktu juga dapat meningkatkan kualitas bijih kopi yang di hasilkan dan berujung pada harga komoditas.  “Kami sangat terbantu sekali dengan bantuan alat yang diberikan oleh Bank Indonesia ,” tutupnya.

Diakui Komsin, bantuan dari Bank Indoensia sangat memanfaat untuk membantu meningkatkan kualitas komoditi. Dapat dikatakan, kopi dan pinang menjadi penghasilan utama masyarakat sekitar.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images