iklan Menteri Keamanan Publik Israel Gilad Erdan telah mengumumkan rencana untuk memperburuk kondisi tahanan Palestina di penjara-penjara Israel (Shutterstock)
Menteri Keamanan Publik Israel Gilad Erdan telah mengumumkan rencana untuk memperburuk kondisi tahanan Palestina di penjara-penjara Israel (Shutterstock)

JAMBIUPDATE.CO, - Menteri Keamanan Publik Israel Gilad Erdan telah mengumumkan rencana untuk memperburuk kondisi tahanan Palestina di penjara-penjara Israel. Termasuk menjatah pasokan air dan mengurangi jumlah kunjungan keluarga. Dilansir dari Al Jazeera pada Kamis (3/1), Erdan mengatakan, penjara mulai menghapus hak memasak dan membatasi akses tahanan ke televisi serta memblokir dana untuk Otoritas Palestina.

Rencana jahat itu, diharapkan mulai berlaku dalam minggu-minggu mendatang setelah disetujui oleh kabinet Israel. Namun rencana itu dikritik tajam oleh para pemimpin dan aktivis Palestina yang menyebut mereka sebagai eskalasi pelanggaran HAM oleh Israel.

Erdan menjelaskan, kunjungan keluarga telah dihentikan karena para tahanan berafiliasi dengan gerakan Palestina, Hamas. "Rencana itu juga termasuk mencegah anggota Knesset, Parlemen Israel untuk mengunjungi tahanan Palestina."Menurutnya, akan ada batas yang jelas pada jumlah air yang dikonsumsi seorang tahanan setiap hari. Termasuk berapa kali mereka diizinkan mandi.

Kepala Partai Palestinian National Initiative, Mustafa Barghouti mengatakan,Pemerintah Israel bertindak seperti itu seolah memiliki kebebasan untuk menindas Palestina dengan cara apapun yang mereka inginkan. "Satu-satunya cara untuk menghentikan Israel dari perilaku ini adalah dengan menjatuhkan sanksi kepada Israel."

"Israel berperilaku seolah-olah itu di atas hukum internasional dan ini harus berubah," tegasnya.Menurut statistik resmi, jumlah tahanan Palestina di balik jeruji besi mencapai 5.500, termasuk 230 anak-anak dan 54 wanita. Kelompok-kelompok HAM mengatakan, lebih dari 1.800 tahanan membutuhkan perawatan medis, dengan sekitar 700 tahanan menderita penyakit serius atau kronis.

Banyak tahanan Palestina mengatakan, mereka mengalami penyiksaan dan kekerasan saat dalam tahanan. Ada banyak protes terhadap kondisi buruk dalam beberapa tahun terakhir, termasuk beberapa mogok makan.

Dinda Lisna

 

 


Sumber: JawaPos.com

Berita Terkait



add images