JAMBIUPDATE.CO, JAMBI - KKKS Pertamina EP Asset 1 Field Jambi (PEP Jambi) terus melakukan inovasi dan terobosan teknologi agar berbagai tantangan dan permasalahan yang terjadi di perusahaan, khususnya di sumur-sumur minyak, bisa diatasi.
Salah satu permasalahan yang sering dihadapi pada lapangan tua (brown field) seperti PEP Jambi ini adalah masalah kepasiran yang membuat kerja pompa terganggu.
Selain kepasiran, permasalahan lainnya yakni tubing leak atau kebocoran pada tubing maupun pompa minyak. Dua permasalahan ini pada akhirnya akan mengakibatkan produksi minyak tidak maksimal.
Untuk mengatasi hal ini, tim PEP Jambi berhasil membuat 2 inovasi, yakni Power Bailer dan Tubing PE Lined. Kedua inovasi ini murni hasil kreasi para perwira PEP Jambi. Dua inovasi ini sudah diikutkan pada ajang Continuous Improvement Program (CIP) 2020 yang digelar PT Pertamina EP dan menorehkan predikat Gold.
Willy Zulkifli, Jambi WellService Asst. Manager menjelaskan bahwa pada intinya inovasi yang mereka temukan ini adalah efisiensi biaya pengadaan sand pump dan menurunkan Non Productive Time (NPT) Rig akibat pekerjaan sand pump dengan fabrikasi Power Bailer.
(Junior Petroleum Engineer, Vigna Fahmi Kurniasari.)
“Masalah utama yang sering ditemukan dalam produksi adalah pekerjaan sand pump yang kerap membutuhkan waktu, yang dapat berdampak pada pemanfaatan rig yang kurang optimal dari sisi waktu,” ujarnya.
Hal ini dominan disebabkan terbatasnya alat sand pump, alat sand pump sering membutuhkan perbaikan, tingginya frekuensi kepasiran di sumur produksi, dan memerlukan operator yang ekstra andal dan cekatan.
Dari permasalahan itu, dicari solusi pembuatan/pabrikasi Power Bailer guna memenuhi kebutuhan peralatan sand pump dengan mengurangi biaya pengadaan sand pump. Hasilnya, setelah diaplikasikan pada sumur Kenali Asam pada Maret-Oktober 2020, kata Willy, cukup memuaskan, optimasi waktu pemanfaatan rig dapat dilakukan serta turut berkontribusi dalam mengeliminasi biaya pengadaan sand pump, tentunya akan berkontribusi pula pada efektifitas pemanfaatan rig bila terjadi perbaikan sand pump, waktu tunggu akibat perbaikan sand pump hanya tinggal sebesar 4,5% dari tahun sebelumnya, serta zero accident pada kegiatan pabrikasi dan kegiatan sand pump, dan hasil survei kepuasan pekerja sebesar 4 dari nilai tertinggi 5.
(Asset 1 General Manager Ani Surakhman.)
Sementara itu, Junior Petroleum Engineer, Vigna Fahmi Kurniasari menjelaskan bahwa inovasi Tubing PE Lined sudah diaplikasikan di sumur KAS-252 Kenali Asam.
Selama ini, kata Vigna, permasalahan tubing leak di sumur dengan jenis Pompa PCP (Progressive Cavity Pump) dan SRP (Sucker Rod Pump), yakni belum ada alat yang efektif untuk menangani tubing leak pada sumur PCP dan SRP tersebut, kurang updatenya knowledge tentang masalah tubing leak, ikut terproduksinya pasir ke lubang sumur, adanya gesekan di dalam tubing, dan lainnya.
Vigna mengatakan hasil dari aplikasi Tubing PE Lined di sumur KAS-252 cukup menggembirakan. Di antaranya, untuk kualitas, lifetime sumur meningkat dari 2 bulan menjadi lebih dari 11 bulan (550%) sehingga berdampak positif pada kumulatif produksi sumur KAS-252 yang meningkat.
Untuk biaya, kata Vigna, dari hasil aplikasi dapat mengurangi biaya Rig untuk pekerjaan well service sumur KAS-252 hingga 125%, mengurangi 125% potensi kehilangan produksi per tahun, dan efisiensi biaya penggantian tubing konvensional di sumur KAS-252 sebesar 103%.
“Inovasi ini mampu menghemat biaya Anggaran Biaya Operasi PEP Jambi dan revenue perusahaan meningkat,” ujarnya.
Vigna juga mengatakan dengan dampak positif dari inovasi yang mereka temukan ini, field lain PEP pun sudah ada yang mengaplikasikannya di sumur mereka.
Asset 1 General Manager Ani Surakhman menjelaskan Jambi Field merupakan salah satu Wilayah Kerja milik KKKS Pertamina EP dengan permasalahan pasir yang relatif tinggi. Di tengah kondisi triple shock yang menghantam, tidak hanya KKKS Pertamina EP tapi juga perusahaan minyak dan gas lainnya, pengadaan peralatan untuk menanggulangi kepasiran di dalam sumur, sesuatu hal yang mendesak.
(Tim PEP Jambi yang berhasil membuat inovasi Power Bailer.)
“Inovasi bernama Power Bailer merupakan alat alternatif untuk membersihkan lubang sumur dari pasir dengan cost produksi yang jauh lebih rendah dibandingkan alat sand pump pada umumnya. Inovasi ini terbukti mampu mengatasi kepasiran dengan memperhatikan efisiensi biaya,” ujarnya.
Untuk Tubing PE Lined, Ani Surakhman mengatakan merupakan solusi yang sangat menarik dan inovatif dengan memanfaatkan prinsip chusion untuk mengurangi gesekan dalam tubing, dan terbukti dapat mencegah masalah tubing leak di sumur-sumur field Jambi sehingga lifetime sumur dapat diperpanjang.
“Inovasi ini sangat baik dan dapat diaplikasikan di lapangan-lapangan lainnya yang memiliki permasalahan yang sama,” tandasnya.(Tim FJM Jambi)
terobosan teknologi agar berbagai tantangan dan permasalahan yang terjadi di perusahaan, khususnya di sumur-sumur minyak, bisa diatasi.
Salah satu permasalahan yang sering dihadapi pada lapangan tua (brown field) seperti PEP Jambi ini adalah masalah kepasiran yang membuat kerja pompa terganggu.
Selain kepasiran, permasalahan lainnya yakni tubing leak atau kebocoran pada tubing maupun pompa minyak. Dua permasalahan ini pada akhirnya akan mengakibatkan produksi minyak tidak maksimal.
Untuk mengatasi hal ini, tim PEP Jambi berhasil membuat 2 inovasi, yakni Power Bailer dan Tubing PE Lined. Kedua inovasi ini murni hasil kreasi para perwira PEP Jambi. Dua inovasi ini sudah diikutkan pada ajang Continuous Improvement Program (CIP) 2020 yang digelar PT Pertamina EP dan menorehkan predikat Gold.
Willy Zulkifli, Jambi WellService Asst. Manager menjelaskan bahwa pada intinya inovasi yang mereka temukan ini adalah efisiensi biaya pengadaan sand pump dan menurunkan Non Productive Time (NPT) Rig akibat pekerjaan sand pump dengan fabrikasi Power Bailer.
“Masalah utama yang sering ditemukan dalam produksi adalah pekerjaan sand pump yang kerap membutuhkan waktu, yang dapat berdampak pada pemanfaatan rig yang kurang optimal dari sisi waktu,” ujarnya.
Hal ini dominan disebabkan terbatasnya alat sand pump, alat sand pump sering membutuhkan perbaikan, tingginya frekuensi kepasiran di sumur produksi, dan memerlukan operator yang ekstra andal dan cekatan.
Dari permasalahan itu, dicari solusi pembuatan/pabrikasi Power Bailer guna memenuhi kebutuhan peralatan sand pump dengan mengurangi biaya pengadaan sand pump. Hasilnya, setelah diaplikasikan pada sumur Kenali Asam pada Maret-Oktober 2020, kata Willy, cukup memuaskan, optimasi waktu pemanfaatan rig dapat dilakukan serta turut berkontribusi dalam mengeliminasi biaya pengadaan sand pump, tentunya akan berkontribusi pula pada efektifitas pemanfaatan rig bila terjadi perbaikan sand pump, waktu tunggu akibat perbaikan sand pump hanya tinggal sebesar 4,5% dari tahun sebelumnya, serta zero accident pada kegiatan pabrikasi dan kegiatan sand pump, dan hasil survei kepuasan pekerja sebesar 4 dari nilai tertinggi 5.
Sementara itu, Junior Petroleum Engineer, Vigna Fahmi Kurniasari menjelaskan bahwa inovasi Tubing PE Lined sudah diaplikasikan di sumur KAS-252 Kenali Asam.
Selama ini, kata Vigna, permasalahan tubing leak di sumur dengan jenis Pompa PCP (Progressive Cavity Pump) dan SRP (Sucker Rod Pump), yakni belum ada alat yang efektif untuk menangani tubing leak pada sumur PCP dan SRP tersebut, kurang updatenya knowledge tentang masalah tubing leak, ikut terproduksinya pasir ke lubang sumur, adanya gesekan di dalam tubing, dan lainnya.
Vigna mengatakan hasil dari aplikasi Tubing PE Lined di sumur KAS-252 cukup menggembirakan. Di antaranya, untuk kualitas, lifetime sumur meningkat dari 2 bulan menjadi lebih dari 11 bulan (550%) sehingga berdampak positif pada kumulatif produksi sumur KAS-252 yang meningkat.
Untuk biaya, kata Vigna, dari hasil aplikasi dapat mengurangi biaya Rig untuk pekerjaan well service sumur KAS-252 hingga 125%, mengurangi 125% potensi kehilangan produksi per tahun, dan efisiensi biaya penggantian tubing konvensional di sumur KAS-252 sebesar 103%.
“Inovasi ini mampu menghemat biaya Anggaran Biaya Operasi PEP Jambi dan revenue perusahaan meningkat,” ujarnya.
Vigna juga mengatakan dengan dampak positif dari inovasi yang mereka temukan ini, field lain PEP pun sudah ada yang mengaplikasikannya di sumur mereka.
Asset 1 General Manager Ani Surakhman menjelaskan Jambi Field merupakan salah satu Wilayah Kerja milik KKKS Pertamina EP dengan permasalahan pasir yang relatif tinggi. Di tengah kondisi triple shock yang menghantam, tidak hanya KKKS Pertamina EP tapi juga perusahaan minyak dan gas lainnya, pengadaan peralatan untuk menanggulangi kepasiran di dalam sumur, sesuatu hal yang mendesak.
“Inovasi bernama Power Bailer merupakan alat alternatif untuk membersihkan lubang sumur dari pasir dengan cost produksi yang jauh lebih rendah dibandingkan alat sand pump pada umumnya. Inovasi ini terbukti mampu mengatasi kepasiran dengan memperhatikan efisiensi biaya,” ujarnya.
Untuk Tubing PE Lined, Ani Surakhman mengatakan merupakan solusi yang sangat menarik dan inovatif dengan memanfaatkan prinsip chusion untuk mengurangi gesekan dalam tubing, dan terbukti dapat mencegah masalah tubing leak di sumur-sumur field Jambi sehingga lifetime sumur dapat diperpanjang.
“Inovasi ini sangat baik dan dapat diaplikasikan di lapangan-lapangan lainnya yang memiliki permasalahan yang sama,” tandasnya.(Tim FJM Jambi)