Lebih lanjut, Arief mengatakan upaya pemenuhan beras impor ini sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo untuk memastikan kebutuhan pangan seluruh masyarakat terpenuhi. Dalam Sidang Kabinet di Istana Negara, Jokowi kembali mengingatkan agar kita semua waspada, sehingga kebutuhan beras harus betul-betul dihitung.
Jokowi juga meminta dalam pemenuhan kebutuhan beras ini Kementerian dan Lembaga terkait saling berkoordinasi dan berkolaborasi. Arief menambahkan, pemenuhan cadangan beras ini tidak serta-merta menunjukan produksi beras nasional tidak mencukupi.
Ia mengapresiasi hasil produksi beras nasional tahun ini yang terbilang surplus sekitar 1.7 juta ton berdasarkan KSA Badan Pusat Statistik (BPS). Produksi beras nasional Januari-Desember 2022 diproyeksikan sebesar 31,90 juta ton.
Sementara kebutuhan beras nasional tahun 2022 sekitar 30,2 juta ton, sehingga diproyeksikan mengalami surplus beras sekitar 1,7 juta ton. Menurutnya, berdasarkan data tersebut Indonesia dalam periode pemerintahan Presiden Jokowi telah berhasil mencapai swasembada beras, mengingat berdasarkan ketetapan FAO tahun 1999, suatu negara dikatakan swasembada jika produksinya mencapai 90 persen dari Kebutuhan Nasional.
“Produksi beras nasional dalam kondisi baik, yang mau kita jaga adalah stok Beras di Bulog. Adapun, saat ini ketersediaan stok beras Bulog sebesar 503 ribu ton, yang terdiri dari 196 ribu ton atau 39 persennya merupakan stok komersial dan 306 ribu ton atau 61 persen merupakan stok CBP,” tandasnya. (jpg/fajar)
Sumber: www.fajar.co.id